PSG Gagal Juara, Ferdinand Punya Teori Mengapa Di Maria Tak Bersinar di MU

Saat PSG sukses mengalahkan RB Leipzig pada babak semifinal Liga Champions, Di Maria dinobatkan sebagai man of the match.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 24 Agu 2020, 09:30 WIB
Gelandang PSG, Angel Di Maria mengontrol bola saat bertanding melawan Bayern Munchen pada final Liga Champions di stadion Luz di Lisbon (23/8/2020). Munchen menang tipis atas PSG 1-0. (David Ramos / Pool via AP)

Liputan6.com, Jakarta Legenda Manchester United (MU) Rio Ferdinand memiliki teori baru mengapa Angel Di Maria gagal bersinar bersama Setan Merah. Pemain asal Argentina itu, justru tampil lebih baik di klubnya sekarang Paris Saint Germain (PSG).

Ferdinand menganggap Di Maria gagal di MU karena dia tidak suka menjadi pemain utama. Ia juga dinilai tidak cocok dengan karakter permainan tim.

Seperti diketahui, MU mengeluarkan dana besar untuk mendatangkan Di Maria dengan rekor klub 60 juta pounds pada tahun 2014. Manajemen juga kemudian memberinya kaos ikonik nomor 7.

Tapi, Di Maria hanya tampil di Old Trafford satu musim. Penyerang itu meninggalkan MU ke klubnya saat ini PSG.

Ternyata, penampilan Di Maria jauh lebih baik di PSG ketimbang di MU. Sayang, dia gagal membawa klub raksasa Ligue 1 meraih trofi Liga Champions setelah dikalahkan Bayern Munchen di final, Senin dinihari WIB (24/8/2020).

Simak Video PSG Berikut Ini

2 dari 5 halaman

Pemikiran

Gelandang PSG, Angel Di Maria mengontrol bola dibayangi pemain Lyon, Marcelo pada laga final Piala Liga Prancis di Stade de France, Paris, Sabtu (1/8/2020) dini hari. PSG menjadi juara Piala Liga Prancis setelah menang melalui adu penalti 6-5. (AP Photo/Francois Mori)

Sebelum pertandingan final, Ferdinand memberikan pemikirannya tentang semua kesalahan pemain berusia 32 tahun itu selama satu musim di MU. Ia mengklaim Di Maria tidak suka menjadi pemain bintang.

"Dia membawa elemen lawan main itu," kata Ferdinand kepada BT Sport. "Saya pikir ada pemain yang ingin menjadi bintang, ingin menjadi pemain utama.

3 dari 5 halaman

Fantastis

Gelandang PSG, Angel Di Maria mengontrol bola dari kawalan gelandang Real Madrid, Federico Valverde pada pertandingan Grup A Liga Champions di stadion Santiago Bernabeu, Spanyol (26/11/2019). Real Madrid bermain imbang 2-2 atas PSG. (AP Photo/Bernat Armangue)

“Dia melakukannya di Real Madrid dengan Ronaldo, Argentina dengan Messi dan sekarang kami melihatnya di sini dengan Mbappe dan Neymar.

"Lihatlah statistik itu, yang paling membantu sejak 2015 menurut saya, yang kedua setelah Messi di lima liga teratas dan orang ini adalah pemain sepak bola yang fantastis," kata Ferdinand.

"Itu tidak berhasil baginya di Manchester United, dan saya pikir di sana dia diminta menjadi kekuatan kreatif, orang utama dan itu tidak cocok untuknya."

4 dari 5 halaman

Ukir Rekor

Sebelumnya, saat PSG sukses mengalahkan RB Leipzig pada babak semifinal Liga Champions dengan skor 3-0, Rabu lalu Di Maria dinobatkan sebagai man of the match.

Selain itu, mantan pemain Manchester United (MU) tersebut juga kini mendekati rekor yang pernah diukir oleh Mohamed Salah, Gonzalo Higuain, dan Patrick Kluivert di ajang Liga Champions.

5 dari 5 halaman

Belum Terkalahkan

Seperti dilansir dari Goal Internasional mengutip data statistik Opta, sebelum kekelahan di final, Di Maria sejauh ini belum terkalahkan dalam 17 pertandingan Liga Champions yang dijalani. Rinciannya 15 kali menang dan dua kali seri. Pemain asal Argentina tersebut juga sudah mengemas 21 gol secara keseluruhan.

Selama ini, hanya ada tiga pemain yang belum terkalahkan selama tampil di Liga Champions. Pertama adalah Patrick Kulivert dengan rekor 25 laga. Selanjutnya adalah Gonzalo Higuain dengan 21 laga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya