500 Jemaah Positif COVID-19 Usai Hadiri Ibadah di Hagia Sophia

Sebanyak 500 jemaah dilaporkan positif terkena Virus Corona COVID-19, usai menghadiri ibadah salat di Hagia Sophia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Agu 2020, 17:41 WIB
Umat Islam, memanjatkan doa-doa mereka selama salat Idul Adha, dengan latar belakang Hagia Sophia, yang baru-baru ini dikonversi kembali ke masjid, di distrik bersejarah Sultanahmet di Istanbul, 31 Juli 2020. (AP Photo/Yasin Akgul)

Liputan6.com, Istanbul- Ibadah salat di Hagia Sophia dilaporkan memicu kasus infeksi Virus Corona COVID-19, karena tindakan pencegahan tidak diberlakukan dengan ketat selama ibadah diadakan.

Pada 24 Juli lalu, sekitar 350.000 orang memadati Hagia Sophia, setelah situs bersejarah tersebut diubah dari museum menjadi masjid.

Dikutip dari Arab News, Kamis (13/8/2020), kasus Virus Corona COVID-19 itu dialami oleh sekitar 500 jemaah yang berada di dalam masjid, termasuk anggota parlemen dan jurnalis. 

Infeksi tersebut diyakini terjadi karena kurangnya penerapan social distancing dan penggunaan masker.

Selain itu, jumlah kasus harian baru Virus Corona COVID-19 mulai meningkat dan melebihi 1.000 tepat setelah liburan Idul Adha.

Pandemi telah memburuk bulan lalu. Pembukaan Hagia Sophia tanpa tindakan pencegahan yang tepat dan tegas menyebabkan terjadinya kenaikan kasus infeksi, menurut para tenaga profesional kesehatan yang dikutip oleh Arab News.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Respons dari Para Tenaga Kesehatan

Umat Muslim berdoa saat menunaikan salat Jumat dengan latar belakang situs bersejarah Hagia Sophia di distrik bersejarah Sultanahmet di Istanbul, Jumat (24/7/2020). Hari ini, Hagia Sophia menyambut umat Islam melaksanakan salat Jumat pertama dalam 86 tahun.(AP Photo/Yasin Akgul)

Seorang dokter yang enggan disebutkan namanya juga mengatakan kepada Arab News, bahwa "Setelah pembukaan Hagia Sophia, kami juga mendengar banyak kasus infeksi di kalangan politikus."

Dokter tersebut juga menjelaskan, bahwa para politisi itu bisa mengetahui infeksi yang mereka alami karena selalu menjalani pemeriksaan rutin setiap tiga hari untuk memastikan kesehatan mereka.

"Jika warga biasa juga mendapatkan akses serupa untuk tes kesehatan, angka kasus sebenarnya akan lebih tinggi. Jika hal ini terus terjadi, tidak akan ada orang di rumah sakit yang tidak terinfeksi ... kemungkinan juga kurangnya tenaga medis karena mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sakit," ujar dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Sivas, Provinsi Anatolia tengah itu.

Seorang anggota parlemen dari oposisi utama Partai Rakyat Republik, Murat Emir, yang juga merupakan seorang dokter, mengatakan kepada Arab News, "Sayangnya, saat pembukaan Masjid Hagia Sophia, ribuan warga berkumpul tanpa mematuhi tindakan social distancing dan tidak memakai masker."

Sementara itu, berbagai kota dari Anatolia mengatur tur bus hingga pembukaan ini, dan tidak ada yang mengetahui apakah mereka mendapat kode resmi dari Kementerian Kesehatan untuk perjalanan domestik atau duduk dengan menerapkan social distancing selama transit.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya