Pria di Banyuasin Gagal Gantung Diri Usai Bunuh Anak Istrinya Pakai Tabung Gas

Usai menghabisi nyawa istri dan anaknya, pria asal Kabupaten Banyuasin Sumsel berusaha gantung diri namun gagal dilakukan.

oleh Nefri Inge diperbarui 28 Jul 2020, 06:47 WIB
Ilustrasi garis polisi. Foto: Ist/Kriminologi.id

Liputan6.com, Palembang - Warga Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) dibuat geger, dengan penemuan jasad YK (30) dan RB (3) terbujur kaku di dalam rumahnya, pada hari Senin (27/7/2020) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.

Kematian ibu dan anak yang tinggal di Desa Taja Mulya, Philip IV, Kecamatan Betung Banyuasin itu, karena benturan benda keras di bagian kepalanya.

Pembunuh kedua korban tersebut yaitu RA (34), yang tak lain merupakan suami dan ayah dari para korban.

Kapolsek Betung Banyuasin AKP Toto Hernanto menuturkan, pembunuhan sadis tersebut terungkap dari laporan saksi AN, yang merupakan tetangga korban.

Awalnya pada Minggu malam, AN keluar rumah karena ada yang mengetok pintu rumahnya. Setelah keluar, saksi melihat pelaku RA, dengan kondisi mulut berdarah dan leher terikat tali.

Melihat kondisi pelaku yang ingin gantung diri namun gagal, saksi langsung berusaha menenangkan dan menolong RA.

“Saksi lalu mengantar Rendy ke rumah bidan, untuk mengobati luka-lukanya. Di perjalanan ke rumah bidan, RA bercerita sedang ada masalah dengan keluarga dan ingin bunuh diri," ujarnya.

Setelah selesai berobat, AN menggunakan mobilnya langsung mengantar RA pulang ke rumahnya di Banyuasin. Namun saksi tidak masuk ke dalam rumah pelaku dan langsung membawa kendaraannya pulang.

Di tengah perjalanan, AN merasa ada yang mencurigakan dari gelagat pelaku. Dia memutuskan untuk kembali lagi ke rumah Ra.

“Saat saksi masuk ke rumah korban yang tak dikunci. Dia melihat tubuh kedua korban sudah meninggal dunia dengan luka di kepala,” katanya.

AN yang syok melihat kedua korban tersebut, bergegas meninggalkan rumah pelaku dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Betung Banyuasin.

Anggota kepolisian langsung datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan pelaku. Kedua jenasah korban pun langsung dievakuasi ke rumh sakit.

 

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 2 halaman

Gagal Bunuh Diri

Ilustrasi gantung diri (iStock)

"Kedua Korban dibunuh dengan cara dipukul dengan menggunakan tabung gas elpiji. Karena di TKP ditemukan tabung gas elpiji 3 kilogram disamping korban. Apalagi korban mengalami luka di bagian kepala," ungkapnya.

Setelah anak dan istrinya meninggal dunia, RA sempat hendak melakukan percobaan bunuh diri. Yaitu dengan cara gantung diri di belakang rumah dan di ruang tamu. Namun aksi bunuh dirinya gagal dilakukan, karena tali yang digunakannya putus semua.

Dari riwayat kesehatannya, pelaku sudah pernah direhabilitasi di pusat rehabilitasi pecandu narkoba di Palembang karena kecanduan narkoba.

“Diduga dia depresi karena di-PHK di tempat kerjaannya karena pandemi Covid-19. Tapi kita masih mencaritahu kebenarannya,” ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya