Pemerintah Terus Perbarui Data Keluarga Miskin selama Pandemi

Dalam setiap kebijakan yang diambil, pemerintah selalu mencoba mengidentifikasi gagasan kebijakan yang baik tetapi implementasinya sangat bergantung dari data.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2020, 12:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus memperbaiki kebijakan di tengah berbagai tantangan teknis implementasi program seperti keterbatasan data dan infrastruktur. Pemerintah juga bersikap terbuka dan fleksibel terhadap dinamika yang ada.

“Saya setuju (data) ini adalah area dimana pemerintah Indonesia butuh ditingkatkan lagi. Dengan adanya desentralisasi dan otonomi Indonesia, tentunya memberikan tanggungjawab lebih bagi pemerintah daerah untuk meng-update data kepada kelompok atau keluarga keluarga miskin dan update data," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, seperti ditulis Jumat (17/6/2020).

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga mendukung pemerintah daerah agar bisa men-update data dari rumah ke rumah tangga yang membutuhkan dukungan sehingga mereka bisa diidentifikasi dan datanya terus ditingkatkan.

Sebagaimana diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi dibangun atau didasari dari mobilisasi orang dan barang dan juga modal dengan tanpa batas atau borderless dan inilah yang menciptakan growth atau pertumbuhan ekonomi di negara-negara emerging yang maju dan negara berkembang.

Melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam masa pandemi yang diperkirakan mengalami kontraksi, Indonesia harus mempersiapkan diri bersiap-siap untuk melihat outlook atau prospek apa saja yang optimistik dan tidak optimistik.

“Itulah yang menjadi alasan mengapa pemerintah memiliki rencana cadangan atau contingency plan. Kita selalu berharap yang terbaik tetapi mempersiapkan yang terburuk juga dan ini coba kita lakukan melihat dimana ada kontraksi dari Mei hingga Juli,” ungkap Sri Mulyani.

 

2 dari 2 halaman

Identifikasi

Menteri Keuangan, Sri Mulyani melambaikan tangan saat tiba menghadiri pelantikan Presiden dan Wapres 2019 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Jokowi-Ma'ruf Amin resmi dilantik sebagai Presiden dan Wapres RI periode 2019-2024. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Bendahara Negara ini menambahkan, dalam setiap kebijakan yang diambil, pemerintah selalu mencoba mengidentifikasi gagasan kebijakan yang baik tetapi implementasinya sangat bergantung dari data serta mekanismenya, apakah bisa mencapai kelompok sasaran dengan cara yang sangat efektif dan apakah infrastrukturnya sudah cukup baik yang diperlukan untuk mengeksekusi kebijakan yang bisa menjangkau kelompok yang ingin dijangkau.

“Ini adalah hal-hal yang selalu menjadi tantangan tidak bagi pemerintah bukan karena pemerintah tidak bisa mengidentifikasi, tetapi bagaimana menjangkau mereka dengan cara yang paling efektif ini adalah sangat penting dan yang terakhir dengan semua tantangan ini kita juga harus menyadari sebagaimana yang disebut bahwa kapasitas fiskal bukannya tidak terbatas, kita harus memastikan prioritasnya apa dan di area mana saja dan apakah kebijakan ini efektif,” pungkas Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya