Hanya 83 Kasus Aktif dan Tanpa Lockdown, Uruguay Sukses Tangani Corona COVID-19

Uruguay dinilai sukses menangani pandemi Virus Corona COVID-19, ketika negara tersebut kini hanya memiliki 83 kasus aktif dan belum pernah memberlakukan kebijakan lockdown.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 03 Jul 2020, 13:06 WIB
Pejalan kaki milintas di depan tempat cuci mobil yang dihiasi bendera Uruguay di Montevideo (4/7). Uruguay dan Prancis akan bertanding pada babak 8 besar Piala Dunia 2018 di Nizhny Novgorod Stadium, Rusia. AFP Photo/Miguel Rojo)

Liputan6.com, Montevideo- Beberapa negara di Amerika Selatan tengah berjuang menangani pandemi Virus Corona COVID-19. Namun, hal itu tampak berbeda di Uruguay, yang sukses membendung virus tersebut tanpa memberlakukan lockdown

Baru-baru ini, foto Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou yang tengah berselancar di pagi hari dilaporkan beredar jelang pertemuan kabinet. 

Hai itu disebut melambangkan kebijakan-kebijakan pemerintahnya terkait "kebebasan dengan tanggung jawab" dalam menangani pandemi Corona COVID-19 berhasil.

Foto-foto yang menampilkan Presiden Luis Lacalle Pou tersebut bermunculan dari Atlantik Selatan, dengan pakaian selam dan papan selancar serta senyumnya yang tampak dalam potret itu.

Berita tentang foto-foto itu marak pada Selasa 30 Juni ketika Eropa membuka kembali perbatasannya untuk 15 negara, di mana Uruguay (sebagai negara Amerika Latin) termasuk dalam daftar tersebut. 

Uruguay, yang merupakan negara dengan 3,4 juta penduduk merupakan pengecualian di wilayah yang telah menjadi pusat krisis kesehatan global. Mereka bahkan mencatat kurang dari 1.000 kasus dan hanya 27 kematian karena Virus Corona.

Saat ini, Uruguay juga hanya memiliki 83 kasus aktif Virus Corona. Kendati demikian, keberhasilan ini sangat luar biasa karena tidak pernah adanya lockdown resmi, seperti dikutip dari AFP, Jumat (3/7/2020). 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Seruan yang Sukses Diikuti

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Para pejabat di Uruguay dilaporkan hanya menyerukan warganya untuk tetap tinggal di dalam rumah dan secara ketat mematuhi jarak sosial, ketika pemberhentian aktivitas industri dan sekolah serta penutupan perbatasan.

Secara rutin, pesan itu disebarkan melalui media dan pengumuman lewat helikopter polisi yang beterbangan di atas langit. 

Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou mengungkapkan, bahwa ia lebih memilih "kebebasan individu" dari pada "rezim polisi" namun dengan tanggung jawab. Selain itu, seruannya untuk isolasi diri juga diikuti secara luas.

Alvaro Galiana, yang merupakan spesialis penyakit menular, menghubungkan keberhasilan Uruguay dengan pelacakan awal. 

Galiana mengatakan, "Kemunculan awal kasus-kasus diketahui, pada saat sirkulasi virus dalam populasi masih sangat terbatas, menyebabkan langkah-langkah yang memadai bisa dilaksanakan - bahkan jika pada saat itu mereka tampak berlebihan - tepat di awal tahun ajaran baru sekolah". 

Demografi Uruguay juga merupakan bagian dari keuntungannya, mengingat rendahnya kepadatan penduduk di negara tesebut dan tidak ada pusat-pusat kota besar di luar ibukota Montevideo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya