2 Patung yang Dikecam Taylor Swift Sebagai Bentuk Dukungan Lawan Rasisme

Dua patung figur ini berada di kampung halaman Taylor Swift di Tennessee, Amerika Serikat.

oleh Asnida Riani diperbarui 16 Jun 2020, 22:01 WIB
Taylor Swift berpose saat tiba menghadiri Billboard Women In Music 2019 yang digelar oleh YouTube Music di Los Angeles, California (12/12/2019). Di acara ini Taylor Swift mendapat penghargaan "Woman of the Decade Award". (AP Photo/Chris Pizzello)

Liputan6.com, Jakarta - Sebegai bentuk dukungan pada gerakan melawan rasisme, penyanyi Taylor Swift mendesak pemerintah di kampung halamannya, Tennessee Historical Commission, untuk menyingkirkan dua patung figur yang dinilai sebagai sosok memalukan dalam sejarah Amerika Serikat.

Mengutip laman Asiaone, Selasa (16/6/2020), patung yang dimaksud pelantun lagu Back to December tersebut adalah Nathan Bedford Forrest, setelah monumen Edward Carmack dijatuhkan demonstran dalam gerakan Black Lives Matter.

"Sebagai warga Tennesse, saya muak melihat dua monumen tersebut berdiri di negara bagian kami, merayakan sejarah figur melambangkan rasisme yang melakukan hal-hal mengerikan," ujar Swift.

"Edward Carmack dan Nathan Bedford Forrest adalah dua figur tak pantas yang tak seharusnya diperlakukan seperti pahlawan," imbuhnya. 

Patung Edward Carmack rencananya akan diganti, namun narasi tersebut ditentang penyanyi 30 tahun ini. "Aksi itu hanya menghabiskan uang saja dan mengurangi kesempatan berbuat hal yang benar," ungkapnya.

Kritik keras ini dilayangkan Taylor Swift sembari meminta Capitol and Tennessee Historical Commission untuk membantu membuat perubahan.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Bisa Mengubah Sejarah

Patung Nathan Bedford Forrest di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat. (CARLO ALLEGRI / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Pada kicuan di akun Twitter-nya, Taylor Swift mengatakan, menyingkirkan patung-patung tak akan memperbaiki sistem yang berjalan selama berabad-abad, kekerasan, dan kebencian yang harus ditanggung komunitas kulit hitam.

Tapi, tindakan itu dianggapnya sebagai langkah kecil untuk membuat semua warga Tennesse dan pengunjung merasa aman. "Kita perlu mengubah persepsi pada figur yang dihargai lewat patung dari pahlawan jadi penjahat," tulisnya.

"Saat kalian (Capitol Commission and the Tennessee Historical Commission) berjuang menghargai rasisme, kalian menunjukkan pada komunitas kulit hitam di Tennesse dan semua pihak yang mendukung mereka bahwa kalian akan melanjutkan lingkaran menyakitkan ini. Kalian tak bisa mengubah sejarah, tapi bisa mengubah ini," tandas Swift.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya