Ketahanan Pangan Jadi Kunci Hadapi Krisis Pandemi

Menteri PPN/Kepala Bappenas menyatakan ketahanan pangan nasional menjadi kunci utama dalam menghadapi masa krisis selanjutnya setelah wabah pandemi corona ini berakhir.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Jun 2020, 20:10 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau integrated digital work (IDW) di Kantor Kementerian PPN/Bappenas Jakarta. (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan ketahanan pangan nasional menjadi kunci utama dalam menghadapi masa krisis selanjutnya setelah wabah pandemi corona ini berakhir.

Suharso mengatakan, seluruh negara di dunia di masa pemulihan nanti akan mulai menyusun kekuatan pangannya masing-masing. Salah satunya yakni dengan meningkatkan produksi pertanian.

"Tak ada negara di dunia ini yang tidak menomorsatukan pangan. Karena itu sekarang benar-benar menyusun sebuah strategi ketahanan pangan ke depan, supaya kalau ada kejadian seperti ini itu benar-benar kita bisa menyediakan dengan baik," paparnya dalam sesi teleconference, Selasa (9/6/2020).

Menurut dia, pasokan pangan kita saat ini masih turut terjaga berkat posisi rumah petani di Tanah Air yang berjauhan. Kondisi tersebut membuat posisi petani selaku pihak produsen pangan relatif aman dari penyebaran Covid-19.

Wabah virus corona disebutnya semakin menegaskan bahwa ketahanan pangan nasional merupakan hal terpenting untuk dijaga.

"Sistem ketahanan pangan ini menjadi penting karena ia menjadi bantalan akhir kita untuk terjadi sesuatu, maka pangan itu harus kita sendiri yang menyediakan," tegasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Buat Skenario

Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ke depan, Suharso menyampaikan, pemerintah tengah membuat skenario agar ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada musim panen yang terjadi tiap periode Maret-April dan Juli-Agustus.

"Kita sekarang harus bikin rekayasa teknologi terhadap cuaca, bagaimana di bulan itu kita bisa dapat sekali panen. Kalau kita bisa lakukan itu luar biasa. Atau, kita akan menambah jumlah cetak sawah pada musim-musim panen berikut, karena kita terpaksa tunduk pada cuaca. Kalau ini bisa terjadi, maka ketahanan pangan kita setidak-tidaknya bisa diandalkan," tuturnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya