Kasus Aktif Corona COVID-19 Selandia Baru Kini Hanya Ada di Auckland

Kota Auckland, Selandia Baru dilaporkan kini menjadi satu-satunya daerah di negara tersebut dengan kasus aktif Virus Corona COVID-19 yang tersisa.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Mei 2020, 14:01 WIB
Ilustrasi bendera Selandia Baru (AFP)

Liputan6.com, Auckland- Setelah empat wilayah di Selandia Baru mengumumkan mereka 100 persen bersih dari Virus Corona COVID-19 pada pekan ini, Auckland kini menjadi satu-satunya daerah di Selandia Baru dengan kasus aktif yang tersisa.

Rumah Sakit dan Rumah Perawatan Lansia St. Margaret di Te Atatu adalah cluster di mana kasus Virus Corona terdaftar sebagai satu-satunya kasus aktif yang tersisa. 

Kasus aktif ini berarti seseorang belum sepenuhnya pulih dari Corona COVID-19, tetapi tidak berarti mereka menular, menurut situs web Kementerian Kesehatan Selandia Baru.

Kementerian Kesehatan Selandia Baru hanya menutup tiga dari 16 cluster, meskipun ada satu kasus yang tersisa dari satu cluster di rumah sakit tersebut.

Sebuah cluster tidak dapat ditutup sampai dua periode inkubasi 28 hari telah selesai dari tanggal akhir kasus aktif terakhir dinyatakan bebas virus dan telah menyelesaikan periode isolasi mereka, menurut kementerian. 

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada pekan lalu mengatakan bahwa mereka mereka akan melihat pergerakan setelah tiga siklus transmisi penuh tanpa transmisi virus di masyarakat telah berlalu, seperti dikutip dari TVNZ: One News, Jumat, (29/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Ancaman Gelombang Kedua

Auckland, Selandia Baru (Sumber FotoL Pixabay)

Dr. Ashley Bloomfield, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, juga tidak mengesampingkan gelombang kedua di negaranya, dan mengatakan pada 28 Mei bahwa Virus Corona dan pengujian sedang berlangsung untuk menemukan kasus tersembunyi.

Dalam briefing hariannya, ia mengatakan bahwa sangat sulit bagi Selandia Baru untuk mengatakan bahwa mereka berada di jalur untuk memberantas virus, yang jelas masih sangat lazim dan tumbuh dalam prevalensi di luar negeri.

"Kami sangat tertarik untuk membuka perbatasan kami lebih banyak, dan dalam hal ini penghapusan tetap menjadi strategi karena itu akan menjadi upaya yang berkepanjangan," kata Dr. Ashley Bloomfield.

Selain itu, para ilmuan di Selandia Baru akan memulai studi tentang tes darah antibodi untuk mendeteksi apakah terdapat kasus Corona Covid-19 yang hilang. Hasil penelitian ini akan keluar dalam beberapa bulan ke depan, menurut RNZ.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya