19-5-1997: Anak di Hong Kong Jadi Korban Meninggal Pertama di Dunia karena Flu Burung

Pada 19 Mei 1997, untuk pertama kalinya di dunia kematian karena flu burung terjadi pada seorang anak laki - laki di Hong Kong.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Mei 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi flu burung (Sumber: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta- Pada 19 Mei 1997, seorang anak laki-laki berusia tiga tahun meninggal karena flu burung di Hong Kong. Pada saat wabah itu berhasil dikendalikan, enam orang telah tewas dan 1,6 juta unggas domestik dihancurkan.

Anak laki- laki tersebut merupakan korban pertama wabah flu dan telah dirawat di rumah sakit enam hari sebelumnya dengan batuk parah dan demam. Pada Maret 1997, virus ini diidentifikasi sebagai flu tipe A (H5N1), dan ditemukan pada ayam.

Beberapa orang yang bekerja dengan ayam dinyatakan positif terinfeksi flu burung pada saat itu.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, seorang pekerja perawatan kesehatan, seorang teknisi laboratorium dan seorang tetangga, yang semuanya tidak berurusan langsung dengan ayam, juga dinyatakan positif terkena flu jenis ini, seperti dikutip dari History.com, Selasa (19/5/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Penyembelihan Ayam dan Unggas

Seekor ayam berada di kandang saat akan mengikuti sabung ayam di Kota Najaf, Irak, Sabtu (26/1). Ayam yang dipertandingkan mendapat perawatan khusus seperti diberi makan daging, telur, dan kulit sayur. (Haidar HAMDANI/AFP)

Hingga November 1997, tercatat terdapat 18 kasus dengan enam korban meninggal dunia. Akhirnya, pada 28 Desember 1997, pihak berwenang memutuskan bahwa perlu untuk menyembelih ayam dan unggas domestik lainnya di Hong Kong untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Ada sekitar 1,6 juta hewan dibunuh dan dikuburkan.

Para pejabat terus mengawasi virus, meskipun tidak ada kasus lain yang dilaporkan segera setelah pembantaian.

Selama delapan tahun berikutnya, antara 1997 dan 2005, virus H5N1 bermutasi dan menjadi sangat mematikan, serta bertanggung jawab atas 62 lebih banyak kematian manusia di Asia, serta kematian lebih dari 140 juta burung, yang sebagian sengaja dimusnahkan dalam upaya untuk mencegah penyebaran. 

Pada musim gugur tahun 2005, virus tersebut menyebar tiba-tiba dari Asia ke Eropa. Debut pertama flu burung di Eropa, memicu kekhawatiran bahwa jika virus bermutasi menjadi suatu bentuk yang dapat berinteraksi di antara manusia, pandemi yang merusak mungkin akan terjadi.

Ketika tahun 2005 hampir berakhir, negara-negara di seluruh dunia, bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bergegas untuk menyusun bencana dan rencana penahanan yang layak dan mengumpulkan stok obat-obatan antivirus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya