Pemprov Jabar Siapkan Insentif untuk Tenaga Kesehatan Kasus Covid-19

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berjanji memberikan insentif bagi para tenaga kesehatan yang menangani kasus Corona Covid-19 di Jabar.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 15 Apr 2020, 14:00 WIB
Dokter dan tenaga medis membawa tulisan berisi pesan dan tulisan untuk melawan virus corona saat sesi foto di posko tenaga medis Covid-19, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Aksi ini mengharapkan masyarakat berdiam diri di rumah, untuk ikut bergerak memutus mata rantai covid-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berjanji memberikan insentif bagi para tenaga kesehatan yang menangani kasus virus Corona di Jabar. Pilar penting penanganan Covid-19 itu akan menerima insentif dengan nilai yang bisa mencapai Rp600 ribu per hari.

"Insentifnya bervariasi kalau tidak salah tapi angka pastinya belum tahu pasti. Yang jelas bisa sampai Rp600 ribu per hari," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daud Achmad, Senin (13/4/2020).

Selain insentif, Pemprov Jabar juga menganggarkan bantuan santunan bagi tenaga kesehatan yang gugur dalam menjalankan tugas dalam penanganan Covid-19.

"Jadi sesuai dengan apa yang digariskan pemerintah pusat, santunan ada dan kita juga sudah jaga-jaga di APBD. Kita anggarkan sekitar Rp300 juta untuk tenaga kesehatan yang meninggal karena dalam penanganan virus corona," ucap Daud.

Daus menuturkan, Pemprov Jabar saat ini juga menambah fasilitas layanan kesehatan untuk penanganan Covid-19. Hal ini mengingat angka kasus terus beranjak setiap hari.

"Rumah sakit rujukan yang asalnya 34, akan ditambah kurang lebih sampai 105 rumah sakit," katanya.

Selain penambahan rumah sakit rujukan, fasilitas layanan kesehatan lain adalah penyediaan gedung khusus untuk isolasi mandiri para pasien Covid-19, yaitu menggunakan fasilitas yang dikelola Pemprov Jabar.

"Beberapa fasilitas milik pemda yang saat ini sudah difungsikan untuk isolasi mandiri di Gedung BPSDM. Sudah masuk 33 orang, mereka yang positif tanpa gejala kemudian ada yang gejalanya paling rendah," kata Daud.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya