Tiga Pekan Tak Keluar Rumah, Wanita di AS Positif COVID-19 Usai Ambil Barang Belanjaan

Seorang wanita di AS sudah berdiam diri di rumah sejak tiga minggu lalu. Namun, dirinya tetap tertular COVID-19 dari seorang pengantar belanjaan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Apr 2020, 13:00 WIB
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (oranye) muncul dari permukaan sel (hijau) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Liputan6.com, Jakarta Rachel Brummert sudah tiga minggu berdiam di rumah dan tidak bepergian kemana-mana. Namun, beberapa waktu yang lalu, dia dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau COVID-19.

Awalnya, wanita asal North Carolina, Amerika Serikat ini melakukan proteksi diri lebih dari COVID-19 karena dirinya memiliki kondisi autoimun. Sehingga, dia tetap di rumah sejak pertengahan Maret dan tak pernah keluar rumah sejak itu.

Namun suatu hari, seorang wanita pembawa belanjaan mendatangi kediamannya. Dia tetap di depan pintu dan hanya mengantar barang-barang Rachel dengan menaruhnya di depan pintu.

Saat itu, Rachel mengambil belanjaannya tanpa sarung tangan. Tak disangka, perempuan itu positif COVID-19.

"Saya pikir saya sudah melakukan semuanya dengan benar," kata Rachel seperti dikutip dari New York Post pada Selasa (14/4/2020).

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Keluar Rumah Tiga Pekan Lalu

Ilustrasi Batuk Berkepanjangan / Sumber: iStockphoto

Dikutip dari Mirror, Rachel menceritakan bahwa sebelum dinyatakan positif, dirinya tak pernah berkontak dekat dengan orang lain selama karantina.

Selain wanita pengantar belanjaan tersebut, dia hanya berkontak dengan sang suami dan seorang apoteker. Itupun, sudah tiga pekan yang lalu. Sementara sang suami yang sesekali keluar membeli makanan, tinggal di kamar terpisah di kediaman mereka.

Rachel mengatakan dirinya mengalami batuk, demam, kehilangan penciuman, nyeri tubuh, kelelahan, sakit kepala, dan masalah pernapasan. Dia berharap kondisinya tak memburuk setelah dilarikan ke rumah sakit.

"Saya benar-benar ketakutan. Ini adalah yang paling sakit dan yang paling menakutkan yang pernah saya alami," kata Rachel.

Seperti diketahui, Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Data dari Worldometer, hingga pukul 9.54 WIB hari ini, terdapat 586.941 kasus positif dengan 23.640 kematian dan 36.948 dinyatakan sembuh.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya