Selain Corona Covid-19, Masyarakat Diingatkan Juga Waspadai DBD

Masyarakat wajib mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) di tengah pandemi virus corona covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Apr 2020, 17:45 WIB
Sejumlah penumpang menggunakan masker saat antre memasuki kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Bundaran HI Jakarta, Selasa (3/3/2020). Penumpang dengan gejala demam tinggi dilarang masuk dan menggunakan MRT sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid 19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta- Memasuki musim pancaroba, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) di tengah pandemi virus corona covid-19.

Hal itu disampaikan langsung oleh Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona COVID-19 dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Selasa (7/4).

“Ini periode musim pancaroba yang secara klasik akan disertai dengan munculnya kasus demam berdarah yang cukup banyak,” kata Yuri melalui covid19.go.id.

Yuri mendorong masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan pada dua penyakit tersebut. Seperti yang diketahui, DBD maupun corona COVID-19 memiliki tingkat kerawanan dan ka kematian yang cukup tinggi.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jaga Pola Hidup Sehat

Juru Bicara Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona secara Live di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (5/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Karena hal itu, masyarakat diminta untuk selalu menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan seperti memberantas sarang nyamuk.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga 4 April 2020 total kasus DBD di Indoensia mencapai 39.876 kasus. Diketahui, 254 diantaranya meninggal dunia.

3 dari 3 halaman

Jabar dan NTT Zona Merah DBD

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kementerian Kesehatan, Nadia Siti Tarmidzi mengatakan Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang memiliki kasus DBD tertinggi dan masuk zona merah.

Kasus DBD di Jawa Barat mencapai 5.895 kasus, sedangkan NTT terdapat 4.493 kasus. Untuk angka kematian akibat DBD, tertinggi terjadi di NTT yakni 48 jiwa, dan Jawa Barat sebanyak 30 Jiwa.

(Balwa Ramadhan/Mg)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya