Bank Indonesia Tak Akan Biarkan Rupiah Sentuh 20 Ribu per Dolar AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan skenario terburuk pada perekonomian nasional akibat penyebaran virus Corona, rupiah bisa tembus 20 ribu per dolar AS.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Apr 2020, 11:08 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan skenario terburuk pada perekonomian nasional akibat penyebaran virus corona (Covid-19). Salah satunya yakni nilai tukar rupiah diprediksi bisa mencapai Rp 20 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

Sri Mulyani pun menyampaikan, skenario buruk rupiah pada tahun ini bisa mencapai Rp 17.500 per dolar AS. Proyeksi tersebut masih lebih tinggi dari target APBN 2020 yang hanya Rp 14.400 per dolar AS.

Menanggapi omongan tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menghimbau masyarakat agar tak panik. Sebab pemerintah akan berjuang keras agar kurs rupiah tidak mencapai titik level tersebut.

"Skenario yang berat ataupun sangat berat sebagai suatu forward looking antisipatif supaya tidak terjadi. Agar skenario yang sangat berat tidak terjadi. Kurs Rp 20 ribu akan kita antisipasi supaya tidak terjadi," seru dia dalam sesi video conference, Rabu (1/4/2020).

Dia pun menegaskan bahwa tingkat nilai tukar rupiah saat ini sudah memadai. Sementara rupiah mencapai Rp 20 ribu per dolar AS hanyalah proyeksi terburuk yang akan sangat dihindari.

"Rupiah pada saat ini sudah memadai. Skenario adalah sebagai forward looking supaya tidak terjadi. BI akan terus menjaga nilai tukar rupiah," kata Perry.

 

2 dari 2 halaman

Terus Berkoordinasi

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia beserta pemerintah disebutnya akan terus berkoordinasi agar wabah virus corona tidak banyak berdampak buruk, baik dari sisi kemanusiaan hingga perekonomian nasional.

"Bahwa yang kita sampaikan ini adalah suatu komitmen koordinasi yang erat sebagai langkah antisipatif agar dampak covid 19 bisa segera diatasi, baik dari sisi kemanusiaan, sektor usaha, keuangan, termasuk stabilitas nilai tukar rupiah," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya