Melambung hingga Rp 100 Ribu per Kilo, Jahe Merah Tetap Diburu Warga

Masyarakat tetap ramai mencari jahe merah sebagai bahan baku pembuat minuman yang konon menjadi penangkal Virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mar 2020, 11:15 WIB
Harga jahe merah di pasar tradisional terus naik. Liputan6.com/Maulandy

Liputan6.com, Jakarta Harga jahe merah di pasar tradisional terus melambung seiring merebaknya wabah Virus Corona hingga ke Indonesia. Seperti yang terjadi di Pasar Kwitang, Jakarta Pusat, dimana harga jualnya menyentuh Rp 100 ribu per kilogram (kg).

Kendati demikian, masyarakat tetap ramai mencarinya sebagai bahan baku pembuat minuman yang konon menjadi penangkal Virus Corona.

Seperti diungkapkan Toyyibah (43 tahun), salah seorang penjual jahe merah di Pasar Kwitang.

"Jualnya sekarang Rp 100 ribu (per kg). Normalnya Rp 50 ribu-Rp 60 ribu. Sudah dari beberapa hari (harganya segitu). Kemarin malah sempet kosong, banyak yang cari," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Kwitang, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Selain jahe merah, produk-produk olahan lain yang harganya meninggi yakni temulawak dan kunyit. Toyyibah menyebutkan, harga jual temulawak bahkan melonjak hingga 5 kali lipat.

"Temulawak biasanya Rp 10 ribu jadi Rp 50 ribu. Kunyit enggak begitu (mahal) sih, Rp 25 ribu, biasa Rp 15 ribu," ujar dia.

 

Tonton Video Ini

2 dari 2 halaman

Kunyit

Ilustrasi Kunyit (iStockphoto)​

Melonjaknya harga jahe merah dan sejenisnya turut dibenarkan Ani (30 tahun), seorang pedagang lain di pasar serupa. Dia mengatakan, harga jual jahe merah memang melambung sejak mewabahnya Virus Corona.

"Jahe merah Rp 100 ribu (per kg), biasa Rp 50 ribu. Naiknya ya semenjak kasus Corona. Tapi ya tetap ada aja yang beli," ungkap Ani.

Namun khusus untuk kunyit, ia menambahkan, harga barang dagangannya saat ini terhitung masih normal. "Kunyit normal, Rp 15 ribu," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya