Dampak Virus Corona Mulai Terasa, Rupiah Tertekan ke 13.715 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.695 per dolar AS hingga 13.715 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Feb 2020, 11:35 WIB
Petugas menghitung uang pecahan 100 Yuan, Jakarta, Kamis (13/8/2015). Biang kerok keterpurukan kurs rupiah dan sejumlah mata uang negara lain adalah kebijakan China yang sengaja melemahkan (devaluasi) mata uang Yuan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Rabu ini. Hari ini Bank Indonesia memulai rapat bulanan untuk menentukan suku bunga acuan. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (19/2/2020), rupiah dibuka di angka 13.695 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.694 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan menuju 13.715 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.695 per dolar AS hingga 13.715 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,09 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.717 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.676 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah saat dimulainya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, dampak wabah virus COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia mulai terasa.

"Neraca perdagangan pada Januari 2020 mencatat ekspor turun cukup tajam, dan juga impor walaupun tidak setajam penurunan ekspor. Penurunan impor ini sinyal turunnya permintaan domestik," ujarnya.

Sementara itu, penyaluran kredit bank terlihat masih lemah.

Sektor perdagangan yang banyak menggunakan dana perbankan, saat ini mengalami dampak yang cukup besar karena virus COVID-19.

Sedangkan dampak untuk sektor pariwisata belum diketahui, kemungkinan wisatawan mancanegara (wisman) khususnya turis China terutama ke Bali akan turun.

"Penurunan kegiatan pariwisata ini bisa menimbulkan efek multiplier terhadap sektor perdagangan dan UMKM Indonesia," ujar Lana.

 

2 dari 2 halaman

Eksternal

Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari eksternal, lembaga pemeringkat internasional Moody’s merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2020 menjadi 5,2 persen, dari sebelumnya 5,8 persen dengan memfaktorkan efek wabah virus COVID-19 yang berdampak pada perekonomian yang cukup parah walaupun bersifat temporer.

"Dampak virus corona juga telah mempengaruhi ekonomi kawasan. Sektor yang paling dirasakan adalah perdagangan dan pariwisata. Rantai pasokan menjadi terganggu yang berdampak pada perdagangan global," ujarnya.

Lana memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran 13.700 per dolar AS hingga 13.720 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya