Motor Matik Sering Telat Ganti Oli Gardan, Ini Efek Buruknya

Memiliki perbedaan dengan motor bebek dan sport, transmisi matik memiliki dua jenis oli yang harus selalu diperhatikan, yakni pelumas pada mesin dan gardan atau transmisi.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 14 Feb 2020, 20:00 WIB
CVT motor skutik (Foto: Driveaccord).

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki perbedaan dengan motor bebek dan sport, transmisi matik memiliki dua jenis oli yang harus selalu diperhatikan, yakni pelumas pada mesin dan gardan atau transmisi.

Berperan penting, kedua oli tersebut harus selalu diperhatikan dan memerlukan penggantian secara berkala. Periode penggantion oli yang lebih lama dibandingkan oli mesin, tak jarang membuat pemilik lupa.

Bila pergantian oli mesin berada di jarak 2.000 km (tergantung kondisi jalan dan kebiasaan pengendaranya), penggantian oli gardan dilakukan setiap 8.000 km sekali.

Lalu apa efek buruk yang ditimbulkan jika pemilik kendaraan sering telat mengganti oli gardan?

Setiap kendaraan atau part yang membutuhkan pelumasan jika sering telat melakukan pergantian oli gardan dalam waktu yang cukup lama, akan berdampak pada kerusakan gear ratio.

Biasanya kerusakan akan diawali dengan adanya suara kasar dari dalam boks CVT motor matik.

2 dari 2 halaman

Suara Kasar

Suara kasar timbul akibat oli transmisi tidak bisa bekerja secara maksimal, karena kekentalan oli sudah berkurang sehingga akan menimbulkan gesekan antar komponen.

Karena itu pemilik motor matik sebaiknya selalu memperhatikan pergantian oli gardan agar performa dan usia kendaraan bisa berjalan maksimal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya