Heboh Penemuan Fosil Gajah Purba Berserakan di Wisata Alam Ciwado Indramayu

Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Indramayu mengaku akan menindaklanjuti hasil temuan fosil gajah purba yang nyaris dijadikan tungku untuk keperluan dapur warga

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Jan 2020, 01:00 WIB
Tim Ahli Cagar Budaya Indramayu melakukan pengamatan terhadap temuan fosil Gajah Purba yang ditemukan warga. Foto (Liputan6.com / Panji prayitno)

Liputan6.com, Indramayu - Temuan fosil gajah purba sempat membuat heboh warga di Dusun Ciwado Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Fosil gajah purba tersebut ditemukan oleh Unang Herman warga Desa Cikawung Indramayu. Saat itu, Unang mengaku sedang berada di sekitar objek wisata alam Ciwado.

Di tengah aktivitasnya di objek wisata alam Ciwado, Unang melihat benda fosil binatang purba tampak berserakan di atas tanah. Unang membawa temuan tersebut dengan maksud ingin dijadikan batu akik.

"Saya bahkan warga di sini tidak tahu kalau ternyata itu fosil gajah purba lagi. Temuan itu dibiarkan saja berada di lembahan baru saya angkat pas saya mau bikin batu akik. Tapi karena fosil ya tidak jadi," kata Unang, Selasa (14/1/2020).

Unang mengaku tidak sempat membuat akik dari fosil gajah purba Indramayu tersebut. Unang mengaku baru mengetahui bahwa temuannya itu adalah fosil setelah bertemu seorang fotografer asal Jakarta, Turidi.

Dia sempat memperlihatkan temuan tersebut kepada sang fotografer. Fosil tersebut kemudian disimpan Unang di Pos Wisata Ciwado.

"Ya selama ini banyak warga yang menjadikan fosil hewan temuan di Ciwado dijadikan tungku untuk masak di dapur. Setelah tahu itu fosil hewan ya mungkin ke depan warga akan lebih hati-hati," kata dia.

Adanya temuan tersebut, langsung diinformasikan kepada Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten (TACB) Indramayu. Ketua TACB Indramayu Dedy S Musashi mengatakan, sempat konsultasi dengan peneliti utama di Balai Arkeologi Bandung Lutfi Yondri.

2 dari 2 halaman

Fosil Diamankan

Tim Ahli Cagar Budaya Indramayu langsung mengamankan hasil temuan fosil gajah purba ke tempat yang lebih aman. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Hasilnya memastikan temuan tersebut merupakan fosil hewan vertebrata jenis stegodon atau gajah purba. "Fosil ini panjangnya 32 cm dan lingkar tulang 22 cm," sebut Dedy.

Dia menyebutkan, selain ditemukan fosil tulang hewan vertebrata, tim TACB Indramayu bersama Disparbud Kabupaten Indramayu. Mereka menysuri lokasi sekitar temuan dengan radius 1 kilo meter.

Dari hasil survei awal, tim juga menemukan serpihan tulang dan taring hewan termasuk banyak molusca yang menempel di dinding batu.

"Saat ini, fosilnya kita amankan dulu di lokasi yang aman agar terhindar dari buruan pemburui fosil ilegal," jelas Dedy Musashi.

Dedy mengaku sudah melaporkan hasil temuan tersebut kepada Balai Arkeologi Bandung dan Balai Pelestarian Cagar Budaya di Banten. Dari laporan ini akan ditindaklanjuti ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Dedy mengaku tidak dapat memperkirakan usia fosil gajah purba Indramayu itu. Namun, berdasarkan literasi ada menyebutkan masa hidup gajah purba diperkirakan pada masa Pleistocen awal atau sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.

Dia mengatakan, untuk mendapatkan kepastian usia fosil diperlukan penelitian lanjutan yang melibatkan disiplin ilmu Paleontologi dan geologi.

"Selain di Indramayu, tim geologi juga menemukan fosil stegodon di Kabupaten Majalengka berupa gading dengan ukuran panjang mencapai 3 meter. Temuan serupa juga ditemukan di situs Semedo Kabupaten Tegal," kata Dedy.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya