Guru Besar Unair Temukan Inovasi Percepat Penyembuhan Luka

Guru Besar Unair menyatakan, gangguan pada penyembuhan membuat penderita merasakan luka untuk waktu yang panjang sehingga sebabkan stres dan beban biaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 07 Des 2019, 00:00 WIB
Pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga Prof Dr. Elly Munadziroh, drg., M.S. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Seiring kemajuan zaman, konsep pengelolaan luka semakin berkembang. Konsep tersebut dikenal sebagai konsep modern wound care yang mengelola luka berdasarkan kondisinya agar penyembuhan terjadi lebih cepat.

Menurut Prof. Dr. Elly Munadziroh, drg., M.S. dalam orasinya di acara pengukuhan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, gangguan pada penyembuhan membuat penderita merasakan luka untuk waktu yang panjang. Hal tersebut dapat menyebabkan stres fisik dan emosi serta dapat menambah beban pembiayaan. 

Perawatan luka modern yang berkembang saat ini sangat terbantu dengan munculnya produk-produk inovasi terbaru yang berperan dalam penyembuhan luka. Dalam perkembangan itu dibutuhkan intervensi mengenai penambahan material untuk mempercepat penyembuhan luka. 

"Secara umum, perawatan luka yang berkembang saat ini lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien atau pasien dari berbagai dimensi yaitu dimensi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial. Untuk tujuan tersebut, dibutuhkan intervensi, salah satunya penambahan material untuk mempercepat penyembuhan luka yang terjadi,” ucap Prof. Elly, Selasa, 3 Desember 2019.

Elly menambahkan, natural advanced material sangat dipertimbangkan untuk dipakai dalam menunjang perawatan dan penyembuhan luka. Salah satu material yang diharapkan dalam penyembuhan luka tersebut adalah pemakaian membran amnion.

Di dalam membran amnion itu sendiri terdapat bahan aktif yang diduga berpengaruh pada penyembuhan luka yakni Secretory Leukocyte Protease Inhibitor (SLPI).

"Membran amnion sendiri telah banyak dimanfaatkan untuk perawatan luka bakar, ulkus kronis, cacat dural, rekontruksi peritoneal dan genital, operasi plastik, dan juga operasi di bidang mata. Bahan aktif yang diduga berpengaruh pada penyembuhan luka dari membran amnion yaitu Secretory Leukocyte Protease Inhibitor (SLPI),” ujar wanita kelahiran 1961 itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Produk SLPI Diharapkan Bagian dari Proses Industri

SLPI berperan dalam proses penyembuhan luka akut maupun luka kronis dalam. Tidak hanya itu, SLPI juga berfungsi untuk menghambat protease, kontrol aktivitas leukosit, mengurangi TGF-beta, anti inflamasi, anti bakteri, mengkontrol enzim intraseluler, menekan monosit dan matriks metallo proteinase (MMP).  

Unair sukses menghasilkan SLPI rekombinan melalui riset proteomik. Proteomik tersebut merupakan bagian penting dalam ilmu biokimia untuk memahami struktur dan fungsi spesifik suatu protein, menentukan kapan dan bagaimana protein diekspresikan serta mekanisme interaksinya dengan senyawa protein dan senyawa ligan lain. 

"Riset protein berbasis genomik-proteomik telah dikembangkan di Universitas Airlangga, yang salah satunya telah menghasilkan SLPI rekombinan sebagai kandidat natural advanced material untuk mempercepat penyembuhan luka,” ujar guru besar Fakultas Kedokteran Gigi ke-21 tersebut.

Elly berharap produk SLPI dapat menjadi bagian dari proses industri yang mendukung terwujudnya percepatan penyembuhan luka. Dengan meningkatnya produksi SLPI di Indonesia diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan nasional dan mengurangi ketergantungan akan material impor.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya