Cerita Ifar yang Harus Berolahraga Sebelum Berangkat Kerja

Bahkan, jika belum berolahraga Ifar merasa ada yang kurang.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Nov 2019, 16:00 WIB
Bagi Ifar, rasa-rasanya tak afdol bila belum berolahraga sebelum ngantor. (Foto: Fitri Haryanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Marketing RS EMC Sentul Nailufar tidak bisa berangkat kerja kalau tidak olahraga dulu. Tak heran, bila kebiasaan sehat ini membuat tubuhnya terus bugar di usia 40-an tahun.

"Saya tuh enggak bisa kalau ke kantor enggak olahraga dulu. Sebelum kerja, ya sempatkan olahraga," tutur Ifar, sapaan akrabnya kepada Health Liputan6.com saat ditemui di RS EMC Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (30/11/2019).

Baginya berolahraga tak harus berada di luar ruangan. "Kalau pun enggak lari, ya ada sepeda statis di rumah."

Bila sedang berolahraga sepeda statis bakal dilakukannya sembari melakukan kegiatan lain seperti mendengerkan ceramah pagi.

Namun, kini ia tidak bisa terlalu sering berlari karena alasan kesehatan tulang.  "Saya lari sejak usia 23 tahun, tapi berhenti pada usia 45 tahun. Kata dokter kesehatan, ya tulang sudah mulai rapuh. Maklum udah usia. Jadi, jangan lari. Saya ganti dengan sepeda statis," lanjutnya.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut:

2 dari 2 halaman

Kecanduan Olahraga

Kebiasaan olahraga membuat Ifar seperti 'ketergantungan.' Kalau belum olahraga saat berangkat kerja rasanya ada sesuatu yang kurang.

"Saya berangkat kerja kalau sudah olahraga. Makanya, uring-uringan di kantor kalau belum olahraga. Seperti ada yang kurang dan kayak kecanduan gitu," Ifar menambahkan.

Cerita lain juga datang dari Direktur RS EMC Sentul Kusmiati. Setelah tiba di tempat kerja, ia olahraga jalan kaki.

"Saya berangkat kerja pagi-pagi. Sesampainya di tempat, keliling jalan kaki. Naik turun tangga, ya sekalian lihat pasien-pasien," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya