Jokowi Beberkan Cara agar Rupiah Bisa Taklukkan Dolar

Dengan hilirisasi komoditas pertambangan, Indonesia tidak perlua lagi takut dengan pelemahan rupiah terhadap dolar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Nov 2019, 20:15 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) saat menerima delegasi Japan-Indonesia Association (Japinda) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/11/2019). Presiden Japinda Fukuda Yasuo membawa sejumlah pengusaha kelas kakap asal negeri Sakura untuk bertemu Joko Widodo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, rupiah tidak akan takut melawan dolar jika hilirisasi‎ komoditas mineral dan batubara (minerba) diterapkan, dia pun mengajak pelaku usaha pertambangan menerapkannya.

Jokowi mengatakan, ‎dengan adanya hilirisasi komoditas pertambangan akan mengurangi impor, salah satunya adalah hilirisasi batubara menjadi produk petrokimia dan Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti bahan baku Liqufied Petroleum Gas (LPG).

"Saya berikan contoh, batubara. Gasifikasi. Sekarang dengan teknologi, ternyata, saya juga baru tahu batubara bisa menjadi DME dan menjadi LPG bisa jadi petrokimia, metanol dll. Ngapain kita impor elpiji, ngapain kita impor petrokimia yang besar," kata Jokowi, saat menghadiri pemberian penghargaan IMA, di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Untuk diketahui, dari. 7,3 Metric Ton (MT) kebutuhan LPG Indonesia dalam satu tahun, 70 persennya atau 5,5 juta MT berasal dari impor.

Menurut Jokowi, dengan menurunnya impor‎ akan meredam defisit neraca perdagangan dan defisit neraca berjalan, sehingga akan memperkuat rupiah. Bahkan tidak ada lagi ketakutan dengan pelemahan rupiah terhadap dolar.

‎"Kalau kita Current Account Defisit dan neraca perdagangan selesai, tidak ada ketakutan mengenai rupiah dengan dolar dan mata uang lain, kan aman kita," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Amanat UU

Ekspresi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memberi arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/4). Sidang Kabinet Paripurna membahas dua hal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jokowi mengungkapkan, hilirasi merupakan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang minerba, namun penerapanya beberapakali mengalami penundaan.

"Undang-Undang Minerba kita amanatkan ke sana sampai 2017 seingat saya. Namun ada relaksasi menjadi tahun 2022. Jangan dipikir saya nggak ngerti," ujarnya.

Jokowi pun mengajak pelaku usaha pertambangan menerapkan hilirisasi. Dia pun siap mencarikan solusi, jika menghadapi masalah untuk menerapkan hilirisasi dan membicarakanya di istana.

"Kalau ada masalah yang berkaitan dengan pendanaan mari kita bicara. Saya bisa carikan solusi kalau diperlukan. Saya sampaikan, bahwa bapak ibu semuanya orang kaya jadi urusan pendanaan mestinya tidak ada masalah. namun kalau ada masalah, mari berbicara, di istana mari saya undang," tandasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya