Sakit Tenggorokan Seminggu, Pria AS Tak Sadar Ada Hiasan Kue Tersangkut

Pria ini tidak sadar bahwa sakit tenggorokannya yang dialami selama seminggu adalah karena hiasan kue sepanjang 5 sentimeter

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Nov 2019, 08:00 WIB
Iritasi Kerongkongan / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria dilarikan ke unit gawat darurat (UGD) ketika mengalami sakit tenggorokan, demam, susah menelan, dan merasakan ada sesuatu yang tersangkut di lehernya. Dia tidak tahu bahwa itu adalah sebuah hiasan kue sepanjang lima sentimeter dengan ucapan "Selamat Hari Ibu."

Dalam The Journal of Emergency Medicine pada 10 Oktober lalu, dokter mencatat bahwa hiasan tersebut ternyata sudah ada selama seminggu.

Kepada para dokter, gejala sakit tenggorokan yang dialaminya memang mulai terasa sejak seminggu sebelum dia dibawa ke rumah sakit. Saat itu, pasien 60 tahun ini baru saja memakan sebuah kue secara terburu-buru.

Dikutip dari Live Science pada Rabu (20/11/2019), pria ini diketahui sempat mendatangi pelayanan medis karena merasakan tak nyaman di tenggorokannya. Namun, pemeriksaan rontgen menunjukkan bahwa tidak ada yang salah dengannya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Mengalami Luka di Kerongkongannya

Ilustrasi sakit tenggorokan (iStockphoto)

Barulah ketika para dokter dari Johns Hopkins University School of Medicine, Amerika Serikat memeriksanya di UGD, ditemukan benda sepanjang lima sentimeter di kerongkongannya.

Pemeriksaan endoskopi memperlihatkan adanya sebuah benda berwarna merah muda yang tertutup sisa makanan dan membuat robekan kecil di kerongkongan pria ini. Tim medis pun mencoba menutup luka tersebut sembari mengeluarkan benda asing itu.

Pasien tersebut dirawat selama empat hari di rumah sakit. Namun, dia sempat mengalami kesulitan menelan hingga akhirnya boleh pulang setelah dinyatakan sembuh.

Para dokter mencatat bahwa, kemungkinan tidak terdeteksinya benda tersebut dalam pemeriksaan pertama adalah karena itu terbuat dari plastik. Mereka juga menambahkan, bahwa dalam 18 persen kasus, hal semacam ini ternyata bisa menyebabkan kematian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya