Curhat Jokowi, Susah Senang jadi Presiden

Sambil bercanda, Jokowi mengaku menikmati pusingnya menjadi seorang presiden.

oleh Bawono Yadika diperbarui 14 Nov 2019, 14:49 WIB
Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Jakarta, Rabu (6/11/2019). HUT ke-55 Partai Golkar mengangkat tema '55 Tahun Partai Golkar Bersatu untuk Negeri Berkarya untuk Bangsa'. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bercerita keasyikan bagaimana dirinya menjadi presiden di negeri ini.

Salah satu yang ia soroti ialah kompleksitas masalah yang kerap terjadi di tanah air. Sehingga, Jokowi berkelakar bahwa dia menikmati pusingnya menjadi seorang presiden.

"Jadi Presiden itu enak. Enak pusingnya," tuturnya di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).

Kendati begitu, Jokowi menyebut salah satu kelebihan dirinya ialah mudah tidur dimana saja. Entah itu dalam keadaan sepi hingga bising sekalipun. Ini memudahkanya beristirahat di sela-sela agenda yang padat memimpin atau melakukan kunjungan negara.

"Saya sering sih tidur di mobil. Baik itu dari Jakarta-Bogor ataupun Bogor-Jakarta. Di pesawat saya tidur 30 menit, di helikopter 10 menit. Saya diberi kenikmatan bisa gampang tidur dengan suara apapun," candanya.

Tetapi Jokowi menegaskan, dirinya memang justru kurang tidur di malam hari untuk memikirkan tugas negara jika dibandingkan dengan waktu di siang hari.

"Kalau malamnya memang saya lebih sedikit tidurnya," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jokowi Bakal Resmikan Kerja Sama Investasi Mobil Listrik Senilai USD 1 Miliar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia bakal menandatangani kerja sama investasi Hyundai di Indonesia dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Kerja sama pembangunan  pabrik mobil listrik dengan nilai investasi USD 1 miliar tersebut, jelas Luhut, akan diresmikan dalam lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negeri ginseng pada bulan ini.

"Hyundai, nanti Insya Allah Presiden ke Korea Selatan tanggal 24 (November) itu akan ditandatangani USD 1 miliar untuk mereka masuk sini," kata dia, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Luhut menambah dia sudah meminta kepada pihak Hyundai agar menggunakan bahan baku dari dalam negeri. Salah satunya bahan baku mobil listrik, yakni lithium baterai dari Morowali.

"Mereka sudah saya minta kalian pakai bahan dari Morowali," ujar dia.

Selain itu, dia pun meminta agar dalam membuat ban untuk mobil listrik, Hyundai menggunakan bahan baku karet yang juga berasal dari tanah air.

"Kedua, ban mobil, dari awal saya sudah minta mereka pakai karet kita. Sekarang Dunlop sudah. Jadi nanti semua mobil listrik yang diproduksi di Indonesia pakai karet ban karet kita," tandasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya