Ada Pembengkakan Anggaran, Anies Ancam Copot Anak Buahnya

Anies Baswedan menginginkan jajarannya bekerja sejalan berdasarkan visi yang ada.

oleh Ika Defianti diperbarui 31 Okt 2019, 14:09 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri rapat paripurna DPRD di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (3/10/2019). Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta mengumumkan penetapan susunan pimpinan DPRD DKI periode 2019/2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tidak segan untuk mencopot para satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang tidak sejalan visi yang diembannya, yaitu berkeadilan sosial.

Sehingga dapat diselaraskan dengan pengalaman jajarannya yang terlebih dahulu bekerja di Pemprov DKI Jakarta.

"Saya datangnya bawa mandat, tapi Bapak/Ibu datang dengan pengalaman," kata Anies Baswedan dalam video beberapa waktu lalu.

Anies memang sempat mengumpulkan para jajarannya untuk membahas adanya pembengkakan anggaran dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) untuk APBD 2020.

Anies menginginkan jajarannya bekerja sejalan berdasarkan visi yang ada. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengimbau jajarannya tidak asal jadi dalam dalam pengajuan anggaran.

"Kalau malas dan asal jadi, saya terpaksa harus mengeluarkan dari barisan. Kenapa, karena barisannya yang harus kerja betulan. Kita kerjakan sama-sama," ucap Anies Baswedan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Soroti Pembengkakan Anggaran

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi keterangan terkait pengambilalihan pengelolaan air, Gedung Balai Kota Jakarta, Senin (11/2). Pemprov DKI akan mengambil alih pengelolaan air dari PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, Anies juga menyoroti adanya pembengkakan anggaran mengenai komponen dari alat tulis kantor (ATK) yang mencapai Rp 1,6 triliun, padahal tahun sebelumnya sudah mencapai Rp 349 milliar.

"Abrakadabra bukan? Bagaimana kita menjelaskannya Bapak/Ibu sekalian? Sekarang pertanyaan saya tadi. Who gets what when where how much. Coba jelaskan," paparnya.

Pembengkakan anggaran itu dinilai Anies sebagai bentuk mempermalukan diri sendiri. Bahkan dia menyebut para jajarannya tidak dapat memberikan jawaban bila mereka ditanyai soal penggunaan anggaran yang diajukan.

"Kalau anak kita tanya nih, di rumah nih, Bu, Pak, apa sih yang ditulis di koran katanya ada 1,6 triliun. Bisa jawab tidak Bapak/Ibu sekalian?" ucapnya.

Kemudian Anies juga menyoroti mengenai pengadaan bolpoin yang mencapai Rp 635 milliar, kertas dan folio yang mencapai Rp 213 milliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya