Survei: Keterbukaan Ekonomi Indonesia Naik ke Peringkat 68

Masih banyak pekerjaan rumah yang menanti untuk diselesaikan, terutama terkait perbaikan layanan untuk memudahkan investor dalam berinvestasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2019, 17:06 WIB
Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Legatum Institute, Lembaga riset asal Inggris, merilis Indeks Global Keterbukaan Ekonomi (Global Index of Economic Openness/GIEO) 2019. Keterbukaan ekonomi Indonesia pada tahun ini naik satu peringkat menjadi 68, dibandingkan di 2018 di peringkat 67.

"Keterbukaan ekonomi Indonesia membaik, yaitu di peringkat 68, naik enam peringkat dalam 10 tahun terakhir," ujar Director of Policy Legatum Institute Stephen Brien seperti dikutip Antara, Selasa (15/10/2019).

Menurut Brien, perbaikan tersebut terjadi di seluruh dunia, tapi terutama di Indonesia, perbaikan terjadi terkait penguatan lingkungan investasi dan penciptaan bisnis.

Direktur Fasilitasi Promosi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan menyambut baik kajian soal pemeringkatan Indonesia dalam bidang keterbukaan ekonomi.

Meski naik, masih banyak pekerjaan rumah yang menanti untuk diselesaikan, terutama terkait perbaikan layanan untuk memudahkan investor dalam berinvestasi.

"Utamanya bagaimana untuk membuat regulasi yang memberi kemudahan dan kenyamanan berusaha. Itu fokus yang bisa diambil. Saat ini pemerintah bekerja keras merealisasikan hal tersebut," kata Indra.

Menurutnya, lembaga itu akan fokus untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan berusaha bagi investor, salah satunya perbaikan di sistem perizinan atau OSS (Online Single Submission). Namun, hingga saat ini OSS telah berhasil menerbitkan rata-rata 1.300 izin usaha per hari.

"Memang bukan tanpa masalah. Tapi perbaikan tetap harus dilakukan seterusnya," jelasnya.

 

2 dari 2 halaman

Skor

Pemandangan gedung-gedung bertingkat di Ibukota Jakarta, Sabtu (14/1). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Indonesia meraih skor total 55,9 dalam Indeks Global Keterbukaan Ekonomi 2019. Total skor didapatkan dari sejumlah indikator penilaian, yakni akses pasar dan infrastruktur (market access and infrastructure), iklim investasi (investment environment), kondisi perusahaan (enterprise condition) serta pemerintahan (governance).

Dari 157 negara yang dalam daftar survei, aspek iklim investasi di Indonesia meraih ranking paling rendah yakni 53, disusul oleh kondisi perusahaan (61), pemerintahan (63) kemudian akses pasar dan infrastruktur di peringkat paling tinggi yakni 85.

Meski mencatatkan perbaikan peringkat, sejak 10 tahun lalu, Indonesia hanya naik enam peringkat dari posisi 74 pada 2009 menjadi 68 pada 2019.

Legatum Institute menyusun Indeks Global Keterbukaan Ekonomi sebagai alat bagi pemimpin dan penasehat seluruh dunia untuk membantu merencanakan agenda pertumbuhan dan pengembangan ekonomi.

Penelitian lembaga itu menunjukkan bahwa negara-negara yang secara ekonomi terbuka lebih produktif. Sebaliknya, dalam pasar yang tidak kompetitif (tidak terbuka), justru terjadi stagnasi pertumbuhan, industri yang tidak berkembang, hingga kapitalisme kroni yang tumbuh subur.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya