Dibonceng Naik Motor Ada Tata Caranya

Naik motor berdua atau berboncengan memiliki risiko yang lebih besar. Alasannya, beban motor bertambah, pengemudi maupun yang dibonceng harus menjaga keseimbangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2019, 09:03 WIB
Khofifah Indar Paraswana (Sumber: Instagram/@khofifah.ip)

Liputan6.com, Jakarta - Naik motor berdua atau berboncengan memiliki risiko yang lebih besar. Alasannya, beban motor bertambah,  pengemudi maupun yang dibonceng harus menjaga keseimbangan.

Ketika berkendara dengan berboncengan, wajib memakai perlengkapan berkendara yang aman dan nyaman. Hal tersebut berlaku untuk pengemudi maupun yang dibonceng.

"Gunakanalah helm yang sudah mempunyai label SNI. Karena dengan menggunakan helm adalah poin utama keselamatan dalam berkendara juga untuk melindungi bagian tubuh yang lain," buka Janwar Hasan S, Instruktur, Safety Riding Development PT Daya Adicipta Motora, main dealer sepeda motor Honda di Jawa Barat.

Janwar menyarankan keduanya menggunakan pakaian yang melindungi bagian tubuh untuk meminimalisir gesekan saat terjatuh, seperti jaket, celana panjang dan sepatu. Pemilihan pakaian juga bisa disesuaikan dengan cuaca saat berkendara.

"Pada saat kita dibonceng hal yang tidak kalah pentingnya adalah kita berpegangan pada pengemudi dan mengikuti gerak tubuh pengemudi agar tetap seirama, sehingga keseimbangan saat berkendara sepeda motor tetap terjaga," terangnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Potensi Bahaya

Selanjutnya sebagai orang yang dibonceng, wajib mempunyai peran untuk mengingatkan potensi bahaya, rambu lalu lintas, dan etika kepada pengemudi.

"Sebagai contoh ketika pengemudi mengantuk atau sudah mulai terlihat lelah sangat disarankan untuk istirahat. Atau juga bisa bergantian mengemudi sepeda motor, karena jika dipaksakan dapat menimbulkan potensi bahaya," tutupnya.

Sumber: Otosia.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya