Polisi: Pimpinan JI Aji Pangestu Dua Kali Jadi DPO

PW selama menjadi buruan polisi sempat bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 16 Jul 2019, 06:24 WIB
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo memberi keterangan terkait penangkapan terduga teroris di Jakarta, Senin (6/5/2019). Sebelumnya, Densus 88/Anti Teror meringkus tujuh orang kelompok JAD jaringan Lampung dan menyita sejumlah barang bukti. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo membeberkan sepak terjang pimpinan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang baru, Aji Pangestu alias PW. Dedi menyebut, PW sudah sejak lama menjadi buruan polisi.

"Dia telah dua kali masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait aksi teror bom Bali dan bom di Kedutaan Besar Australia. Tapi baru kali ini ketangkap," kata Dedi di Mabes Polri, Senin (15/7/2019).

Dia mengungkapkan, PW merupakan anggota lama dari Jamaah Islamiyah. Pada 2002 lalu, dia menjabat di bidang intelijen. Selain itu, PW juga sudah lama menginjakkan kaki di Indonesia.

"Sudah cukup berpengalaman di jaringan JI, mulai sebelum bom Bali, dia sudah main sampai sekarang," ujar Dedi.

PW selama menjadi buruan polisi sempat bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"Dia sempat gabung dengan MIT dulu di Poso. Dia ikut pelarian MIT di sana dan dan membantu logistik MIT pimpinan Ali Kalora," papar Dedi.

Selain itu, polisi juga tengah menggali tindak pidana pencucian uang atau TPPU yang dilakukan tersangka. Saat ini, polisi sedang mendata aset-aset yang dimiliki oleh JI.

"Kami masih menunggu audit dari Densus," kata Dedi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Gandeng BPK dan PPATK

Dedi juga mengatakan, penyidik berencana menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) apabila dicurigai terdapat unsur TPPU yang dilakukan kelompok JI.

"Kalau ketemu TPPU akan kerja sama dengan PPATK terkait aliran dananya," ujar dia.

Sebelumnya Dedi menjelaskan, Jamaah Islamiyah mengembangkan perkebunan kelapa sawit yang berada di luar Pulau Jawa untuk sumber keuangan.

"Basic ekonomi yang dia bangun, dia mengembangkan kebun kelapa sawit, ini sedang didalami, ada di beberapa titik di Sumatera dan Kalimantan sedang didalami," ujar Dedi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya