Melahirkan Normal Tak Identik dengan 'Pengguntingan'

Pengguntingan tak selalu berkaitan erat dengan melahirkan normal

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Jun 2019, 20:00 WIB
Ilustrasi Proses Melahirkan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Selama ini prosedur episiotomi dianggap hal umum yang terjadi dalam persalinan normal. Episiotomi adalah sedikit membuka atau menggunting jaringan antara vagina dan anus untuk membuka jalan lahir lebih lebar agar bayi keluar lebih mudah.

Banyak dokter percaya bahwa dengan menggunting lebih dulu akan mencegah ibu mengalami robek dan luka lebih serius. Hal ini jika dibandingkan robek terjadi secara alami.

Dengan melakukan beberapa tingkat kontrol atas robekan, dokter percaya bahwa bisa memberikan kesempatan yang lebih baik pada panggul untuk pulih lebih cepat.

Meski demikian, dikutip dari Huffpost, episiotomi tak direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) untuk umum dilakukan.

 

2 dari 2 halaman

Perlu Indikasi Medis

Pihak ACOG lebih menyarankan jika adanya indikasi medis. Misalnya ketika bayi terjebak di belakang panggul atau ketika bayi harus dibantu dengan forsep. Pasalnya, tubuh wanita secara anatomi memang dibuat bisa mengeluarkan bayi tanpa perlu bantuan pengguntingan.

Sekitar 15 tahun yang lalu, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) memperbarui pedomannya dengan mengatakan untuk pertama kalinya bahwa episiotomi rutin tidak direkomendasikan.

Sejak itu, tingkat episitomi di Amerika Serikat menurun drastis. Luka episiotomi pada sebagian wanita juga berdampak panjang.

"Pada beberapa kondisi bisa mengembangkan inkontinesia atau buang air tak terkendali dan ini bisa jadi masalah seumur hidup," kata Amy Rosenman, seorang dokter kandungan di David Geffen School of Medicine.

 Penulis : Mutia Nugraheni / Dream.co.id

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya