Pemberantasan Korupsi Era Jokowi Dianalogikan Seperti Petani Menangkap Tikus

Menurut Budiman, logika kubu oposisi yang mengatakan menangkap lebih banyak koruptor sebagai kegagalan asal-asalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2019, 08:39 WIB
Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko saat pemaparan hasil survei LSI bertema 'Evaluasi Terhadap Kinerja 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK : Efek Partisan Terhadap Persepsi Kepuasan Publik' di Jakarta, Senin (2/2). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pejabat di tingkat nasional maupun daerah yang terjerat kasus korupsi di era pemerintahan Presiden Jokowi disebut cukup tinggi. Hal ini dinilai pihak oposisi sebagai sebuah kegagalan dalam pemberantasan korupsi.

Namun menurut Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sudjatmiko, banyaknya pejabat yang ditangkap sebagai tanda bahwa Jokowi bekerja dalam memberantas korupsi.

Budiman menganalogikan Jokowi seperti seorang petani yang menangkap banyak tikus di sawahnya. Demikian disampaikan saat ditemui di Grha Bimasena, Jalan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 5 April 2019 malam.

"Pak Jokowi tidak peduli mau partai pengusung atau partai oposisi. Jadi, kita tidak bisa mengecap seorang petani yang lebih banyak menangkap tikus sebagai orang yang memelihara tikus. Ini ada petani, dulu nangkapnya tiga, sekarang nangkapnya 10. Terus kita menuduh petani yang menangkap 10 tikus itu sebagai orang yang memelihara tikus. Kan enggak?,”ucap dia. 

“Artinya dia bekerja lebih banyak, bekerja lebih baik dengan menangkap lebih banyak tikus," tambah Budiman.

Menurut Budiman, logika kubu oposisi yang mengatakan menangkap lebih banyak koruptor sebagai kegagalan asal-asalan. Dia mengklaim ini justru lebih baik.

"Justru ini (Jokowi) sedang bekerja, sedang membangun ekosistem. Artinya menggali, babat alas, babat semak-semak, ketemu ular, ditangkap ularnya, kita bunuh ularnya, seperti itu, itulah orang bekerja," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Bentuk Pemerintahan Transparan

Pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi

Aktivis era reformasi ini mengatakan, korupsi bisa terjadi karena keterpaksaan dan kesempatan. Dan ini biasanya karena sistem yang tertutup atau gelap.

Salah satu program yang ditawarkan Jokowi-Ma'ruf adalah membangun sistem pemerintahan berbasis elektronik agar lebih transparan dan akuntabel. 

"Kenapa kemarin dalam debat terakhir berbicara tentang Dilan, digital dan melayani karena kita ingin meletakkan sesuatu di dalam terang," kata dia.

 

Reporter: Hari Ariyanti

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya