Jadi Korban Vandalisme, 5 Masjid di Inggris Rusak

Seorang pria ditangkap setelah lima masjid Birmingham, Inggris mengalami aksi vandalisme.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Mar 2019, 10:47 WIB
Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Liputan6.com, Birmingham - Seorang pria telah ditangkap akibat dugaan perusakan lima masjid di Birmingham, Inggris.

"Seorang pria lainnya ditahan oleh anggota masyarakat pada hari Jumat tetapi kemudian dibebaskan," kata polisi seperti dikutip dari Standard.co.uk, Sabtu (23/3/2019).

Aksi perusakan berupa jendela yang dihancurkan dengan palu godam di masjid-masjid di seluruh kota. Enam di antaranya hancur di satu bangunan Islamic Center saja.

Penyelidikan yang melibatkan petugas anti-terorisme Inggris diluncurkan pada hari Kamis setelah laporan kerusakan, yang terjadi hanya selang sepekan usai 50 Muslim ditembak di sebuah masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Seorang juru bicara untuk Witton Road Islamic Centre di Aston mengatakan kepada BBC bahwa CCTV telah menangkap seorang pria yang menghancurkan jendela sekitar pukul 01.30 pagi.

"Seluruh jendela depan, sekitar enam buah, hancur. Karena kekuatan yang dia gunakan, benda itu menembus jendela dan masuk ke masjid itu sendiri," jelas jubir tersebut. 

Polisi Inggris sekarang telah menangkap seorang pria berusia 34 tahun dari Perry Barr, dan seorang pria berusia 38 tahun dari Yardley.

"Dua pria Birmingham telah ditangkap setelah lima jendela masjid dirusak Kamis pagi. Seorang lelaki dari Perry Barr menyerahkan dirinya ke kantor polisi Birmingham dan ditangkap dengan dugaan kerusakan kriminal yang diperparah oleh ras," demikian menurut sebuah pernyataan Polisi West Midlands.

"Seorang pria Yardley yang berusia 38 tahun juga ditangkap atas dugaan pelanggaran terkait ras atau agama, setelah ditahan oleh sejumlah masyarakat," jelas pihak kepolisian tersebut.

Saksikan juga video berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Penyelidikan Anti-Terorisme

Ilustrasi Masjid (Istimewa)

Kini penyelidikan terkait kasus tersebut tengah didalami oleh Polisi West Midlands yang didukung oleh Unit Penanggulangan Terorisme West Midlands.

“Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam penyelidikan kami, namun investigasi terkait motif insiden tersebut terus dilakukan. Kami bekerja sangat erat dengan masjid dan komunitas lokal di sekitar West Midlands dan ini akan terus berlanjut."

"Sangatlah penting bagi kami untuk bersatu melawan mereka yang berusaha menciptakan perselisihan, ketidakpastian, dan ketakutan."

Polisi kemudian mengatakan pria dari Yardley yang berusia 38 tahun dibebaskan tanpa tuduhan dan tidak akan menghadapi sanksi lebih lanjut.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya