Ledakan Ranjau Darat ISIS Tewaskan 20 Warga Suriah

Setidaknya 20 warga Suriah tewas dalam ledakan ranjau darat ISIS.

oleh Siti Khotimah diperbarui 25 Feb 2019, 10:58 WIB
Operasi angkatan bersenjata pemerintah Suriah di benteng terakhir ISIS di Deir ez-Zor (AFP)

Liputan6.com, Damaskus - Setidaknya 20 orang tewas dalam ledakan ranjau darat yang ditanam oleh ISIS. Seluruh korban teridentifikasi sebagai warga Suriah.

Tragedi nahas tersebut terjadi di Kota Salamiyeh, Provinsi Hama, pada Minggu 24 Februari 2019.

Ledakan terjadi secara tiba-tiba, saat mobil van yang membawa pekerja pertanian tengah melaju. Mobil dengan muatan penuh tersebut tidak sengaja menginjak ranjau darat ISIS, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita pemerintah SANA, dikutip dari Al Jazeera pada Senin (25/2/2019).

Kejadian ini adalah kedua kalinya dalam bulan ini. Pada 8 Februari lalu, ranjau ISIS meledak dan menewaskan tujuh warga Suriah.

Meskipun kelompok ISIS telah diusir dari wilayah Irak dan Suriah, namun mereka meninggalkan ranjau dengan lokasi yang dirahasiakan. Ranjau tersebut membahayakan warga negara yang melintas tanpa sengaja.

 

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

PBB Butuh 10 Tahun Bersihkan Ranjau ISIS di Irak

Ranjau darat di Museum Perang Seam Reap, Kamboja. (Sumber Wikimedia/Neil Rickards)

Sebuah badan PBB mengatakan dibutuhkan waktu 10 tahun untuk membersihkan ranjau darat yang banyak terdapat di kota Mosul di Irak, dan mungkin puluhan tahun lagi untuk menghilangkan ribuan ton bahan peledak yang berserakan di bekas benteng ISIS itu.

Pertempuran yang berlangsung hampir satu tahun untuk merebut kota Mosul dari kelompok militan ISIS telah membuat kota itu porak peranda.

Sekitar 800 ribu penduduk melarikan diri dari kota itu, tapi kini banyak yang mengatakan ingin kembali ke rumah mereka, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Pejabat PBB yang mengurus usaha pembersihan ranjau darat mengatakan kota tua Mosul sudah rata dengan tanah dan penduduk belum diizinkan kembali, karena banyak terdapat sisa-sisa ranjau darat dan bahan peledak lainnya.

Kepala badan PBB itu, Pehr Lodhammer mengatakan semua ranjau darat dan bahan peledak itu harus diamankan sebelum penduduk diizinkan kembali ke kampung halamannya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya