Hasto: Jokowi Tidak Akan Keinggris-inggrisan dan Hobi Naik Kuda

Hasto mengatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf memiliki komitmen untuk mengangkat nilai luhur kebudayaan dan jati diri bangsa beserta nilai-nilainya yang telah mengakar kuat.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 23 Feb 2019, 09:18 WIB
Dalam safari politik ke Bandung, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menggelar pertemuan dengan para budayawan dan seniman.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam safari politik ke Bandung, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menggelar pertemuan dengan para budayawan dan seniman. Dalam kesempatan itu, Hasto mengajak para seniman melestarikan lingkungan dan menjaga keindahan alam Jawa Barat.

Hasto mengatakan Jabar begitu indah dan begitu kaya dengan tradisi. Di tengah modernitas, dia mengajak masyarakat menjaga jati diri kebudayaan agar tidak kehilangan akar.

"Untuk itu berbagai strategi kebudayaan harus dijalankan bersama-sama karena itu sangat sesuai dengan kepribadian kita apalagi di Jawa Barat," jelasnya, Jumat (22/2/2019) sore.

Di Jabar, lanjutnya, terdapat banyak peninggalan bersejarah seperti Batu Tulis dan situs Gunung Padang. Selain itu masyarakat memiliki kearifan lokal bagaimana menjaga keselarasan dengan alam. Daerah ini juga memiliki keanekaragaman kuliner dan seni tradisi.

Hasto mengatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf memiliki komitmen untuk mengangkat nilai luhur kebudayaan dan jati diri bangsa beserta nilai-nilainya yang telah mengakar kuat. Jokowi, kata Hasto, tak akan pernah berubah sebagai orang Indonesia yang memegang teguh nilai-nilai luhur Indonesia.

"Jokowi tidak akan berubah, sebagai orang Indonesia tidak akan menjadi seperti keinggris-inggrisan yang hobinya naik kuda, tidak. Tapi hobinya lebih naik sepeda, naik motor, mengembangkan pencak silat, itu keindonesiaan kita," kata dia.

Selain itu, kata Hasto, Jokowi memiliki hobi blusukan dan bertemu dengan rakyat, serta membangun infrastruktur.

Dari masukan para seniman dan budayawan Jabar, Hasto mengatakan mendapatkan pencerahan yang akan dicermati untuk dikembangkan menjadi sebuah kebijakan. "PDIP sebagai pengusung utama Pak Jokowi akan menjaga dan mengembangkan seluruh nilai-nilai kebudayaan itu," ujarnya.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf ini menyampaikan pertemuan dengan para seniman dan budayawan dapat memperindah proses politik menuju tujuan sejatinya. Politik menurutnya bukan sekadar politik kekuasaan dan meraih kemenangan dengan menghalalkan segala cara.

"Kami bertemu dengan para tokoh kebudayaan ini untuk mendorong hijrah politik yang pernah menjadi wajah yang membangun keadaan politik yang santun, yang toleran, yang mencintai seluruh isi alam raya," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Pencinta Kopi

Saat safari kebangsaan, Hasto sempay menyambangi sebuah warung kopi di Bandung dan bertemu para pegiat kopi. Di sana, dia mengatakan, Jokowi adalah pecinta kopi yang sebenarnya.

Menurutnya, Jokowi memahami dan mendorong agar tren minum kopi semakin naik.

"Karena Pak Jokowi memahami apa yang disenangi anak muda atau para milenial," tutur Hasto di Sinopis Creative Space, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/2/2019).

Salah satu pecinta kopi, Fery atau Kang Fey, menjelaskan, kedai kopi saat ini memang sudah sangat menjamur. Menurutnya, sudah ada sekitar 500 kedai kopi di Kota Bandung.

Ia menjelaskan, siklus konsumsi kopi ini sangat memberikan kontribusi positif bagi manusia. Sehingga, usaha dan budidaya kopi memang sudah seharusnya didukung oleh pemerintah.

"Circle-nya manusia selamatkan kopi, kopi selamatkan hutan, dan hutan kembali menyelamatkan manusia. Satu pohon menyuplai oksigen untuk 10 orang," tukasnya.

Ia mengatakan, kopi tidak produktif jika kebun atau hutan tempatnya tumbuh menyerap lebih dari 40 persen matahari. Jadi, dibutuhkan pohon pelindung agar kopi dapat tumbuh dengan baik.

"Kalau kami menyebutnya hutan kopi. Dan yang perlu diketahui akar pohon kopi bisa menahan longsor selama 20 tahun," jelasnya.

"Secara produktivitas pembudayaan kopi masih kurang namun dengan adanya pegiat kopi, kedai kopi, itu sangat membantu meningkatkan produktivitas," Kang Fey mengakhiri.

3 dari 3 halaman

Pusat Kesenian

Selain menikmati kopi, Hasto juga mengapresiasi lukisan-lukisan yang dipajang di dalam warung kopi. Salah satu pelukis, Edrike Joosencia atau Keke pun menunjukkan hasil karyanya yang terinspirasi oleh emansipasi wanita di masa modern.

Hasto menyatakan, ia turut mendukung segala jenis kebudayaan yang sekarang sedang giat dilakukan oleh kaum milenial di Indonesia.

"Kami di kantor partai menaruh berbagai lukisan-lukisan. Sehingga ruang partai itu menjadi ekspresi segala aspek kebudayaan," ucap Hasto.

Menurutnya, Bandung telah banyak melahirkan kreativitas dan para tokoh. Bahkan Presiden Pertama RI, Sukarno juga dulu belajar soal nasionalisme, patriotisme, dan bertemu Marhaen di Bandung, hingga akhirnya dirumuskan dalam Pancasila.

"Bandung adalah kreativitas untuk Indonesia Raya," tandas Hasto.

Reporter: Hari Ariyanti

Sumber: Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya