Dianggap Bawa Keberuntungan... Ini 3 Mitos soal Warna Merah Saat Imlek

Mengapa merah dianggap sebagai warna keberuntungan bagi orang-orang Tionghoa?

oleh Afra Augesti diperbarui 05 Feb 2019, 20:40 WIB
Ilustrasi makeup - Lipstik merah (unsplash.com/Tamara Bellis)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru China, atau di Indonesia dikenal sebagai Imlek, dirayakan oleh lebih dari 20% penduduk dunia, menurut situs chinahighlights.com. Imlek merupakan hari paling penting di Negeri Tirai Bambu dan bagi seluruh etnis Tionghoa yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Barongsai, kembang api, petasan, angpau, pohon jeruk, kue keranjang, adalah sejumlah hal yang berkaitan erat dengan Imlek. Tak terkecuali pemakaian warna merah, yang mencakupi pakaian, pernak-pernik, dupa, lilin, bungkus angpau, dan lain-lain.

Bagi mereka yang bukan keturunan Tionghoa, warna merah mengingatkan orang akan api dan darah. Namun dalam budaya China, warna merah memiliki arti yang berbeda. Merah adalah warna yang sangat menguntungkan. Terlebih menjelang dan saat perayaan Imlek.

Bahkan, ada tiga mitologi kuno di China terkait dengan asal-usul penggunaan warna merah sebagai simbol keberuntungan. Berikut di antaranya, seperti dikutip dari situs medium.com, Selasa (5/2/2019).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

1. Kekaisaran

Warga keturunan Tionghoa membakar dupa pada perayaan Tahun Baru Imlek 2570 di Vihara Boen Tek Bio, Pasar Lama, Tangerang, Selasa (5/2). Tahun Baru Imlek 2570 digunakan warga keturunan Tionghoa untuk melakukan intropeksi diri. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Pendiri dan kaisar pertama dinasti Han (202–195 SM) dikatakan sebagai "putra Kaisar Merah" (the son of RED emperor). Sejak itu, orang memutuskan untuk menghormati warna merah. Merah melambangkan otoritas dan hak istimewa.

3 dari 4 halaman

2. Hewan Nian Shou

Barongsai menghibur penumpang kereta api di stasiun Jakarta-Kota, Selasa (5/2). Di Tahun Baru Imlek ini PT KAI menghadirkan hiburan Barongsai serta meluncurkan KMT tematik dan pemberian fortune cookies bagi pengguna jasa KRL. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dahulu kala, seekor binatang buas yang disebu nian shou akan datang untuk melahap ternak pada Malam Tahun Baru Imlek. Konon, hewan mitos ini sensitif terhadap suara keras dan takut warna merah.

Oleh karena itu, tradisi yang dilakukan setiap pergantian Tahun Baru China antara lain menyalakan petasan, menggantung lentera dan gulungan merah di jendela atau pintu, serta menampilkan Tarian Singa Tiongkok atau barongsai.

Karena hal-hal inilah, nian shou tak pernah lagi muncul ke rumah orang-orang China.

4 dari 4 halaman

3. Angpau

Ilustrasi mata uang yuan (iStock)

Saat Imlek datang, amplop kecil berwarna merah kerap diberikan kepada anak-anak atau keluarga yang belum menikah. Di dalamnya terdapat sejumlah uang yang disebut ya sui qian.

Selain itu, telur berwarna merah juga disajikan selama momen penting ini. Membagikan telur-telur ini kepada keluarga dan teman-teman, melambangkan kegembiraan dan kehidupan baru.

Di Amerika Serikat, penurunan saham tercermin dengan warna merah. Namun, di China, Korea, dan Jepang adalah sebaliknya: kenaikan saham ditunjukkan dengan warna merah.

Merah dikaitkan dengan kekayaan dan keuntungan saham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya