Lemak Tak Semuanya Jahat, Buat Apa Takut?

Tubuh kita butuh asupan lemak sebesar 30 persen setiap harinya.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 26 Jan 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi lemak perut. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sama halnya dengan nasi, lemak rasa-rasanya menjadi komponen yang langsung dijauhi kala orang yang sedang diet mendengarnya.

Berbagai upaya dilakukan demi mengurangi lemak. Namun, sedikit orang yang menyadari bahwa lemak juga dibutuhkan oleh tubuh. Dengan kata lain, tak semua jenis lemak itu jahat.

Faktanya, tubuh membutuhkan sekitar 2.000 kalori setiap harinya. Lemak menyumbang sebesar 30 persen. Kekurangan lemak justru menyebabkan hormon tidak seimbang.

"Banyak yang enggak paham pola makan seimbang. Kalau lemak enggak masuk ke dalam rutinitas keseharian akan banyak masalah muncul. Bukan lemaknya yang jelek, tapi kamu yang pilih lemak jelek," kata Nutrisionis Emilia Ahmadi.

 

2 dari 2 halaman

Tidak Semua Lemak itu Jahat

Ilustrasi makan penuh lemak (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Emilia memaparkan, tidak semua lemak bersifat jahat. Lemak jenuh memang merupakan biang penyakit. Namun berbeda dengan lemak nabati dan lemak tidak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acid).

Lemak nabati berasal dari berbagai jenis tumbuhan seperti jagung dan kacang-kacangan. Sementara lemak tidak jenuh tunggal hanya bersumber dari buah zaitun.

"Minyak zaitun antioksidannya tinggi. Mereka melindungi tubuh dari radikal bebas. Sebagai anti inflamasi pencegah radang tenggorokan, sakit persendian dan infeksi lainnya," ujarnya.

Pastikan untuk selalu memenuhi asupan lemak. Kamu bisa memakai minyak zaitun untuk memasak. Jenisnya dapat diesuaikan dengan kebutuhan.

Penulis : Annisa Mutiara Asharini/ Dream.co.id

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya