Teror Penembakan di Gereja Katolik Brasil, 5 Tewas

Teror penembakan terjadi di sebuah gereja Katolik di Brasil. Lima orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 12 Des 2018, 09:33 WIB
Polisi dan petugas medis mengamankan lokasi penembakan di sebuah gereja Katolik di kota Campinas, Brasil, pada Selasa 11 Desember 2018. (AFP/Ari Ferreira)

Liputan6.com, Campinas - Khidmatnya pelaksanaan misa tengah hari di sebuah gereja Katolik di Brasil Selatan mendadak kelam pada Selasa 11 Desember 2018, ketika seorang pria melepaskan tembakan membabi buta ke arah jemaat.

Penembakan tersebut menewaskan empat orang dan juga melukai empat orang lainnya. Pelaku kemudian tewas akibat menembakkan senjata ke arah dirinya sendiri.

Dikutip dari The Guardian pada Rabu (12/12/2018), insiden itu terjadi di Katedral Metropolitan di Campinas, sebuah kota yang berjarak sekitar 60 mil (setar 100 kilometer) sebelah utara pusat keuangan Brasil, São Paulo.

Polisi berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan, yakni seorang pria paruh baya bernama Euler Fernando Gandolfo. Dia diketahui berprofesi sebagai analis sistem, yang tidak memiliki catatan kriminal sedikit pun.

Gandolfo memasuki katedral dan duduk di antara para jemaat lansia lainnya, yang bersiap memasuki sesi doa terakhir pada misa tengah hari itu.

"Saya tiba-tiba melihat seorang pria berdiri, mengambil posisi di dekat barisan depan jemaat dan seketika menembak mereka. Saya berlari cepat dan dia terus menembak, banyak tembakan," kata Pedro Rodrigues, pensiunan berusia 66 tahun, yang berhasil selamat.

"Itu mengerikan," kata saksi lain, Alexandre Moraes, kepada stasiun televisi Globo News. "Dia menembak secara acak pada orang-orang, ketika mereka semua sedang berdoa."

Kepala polisi kota Campinas, Jose Henrique Ventura, mengatakan kamera keamanan menunjukkan Gandolfo berjalan ke katedral dan duduk. Beberapa saat kemudian dia mulai menembaki orang-orang.

Polisi yang sedang berjaga di alun-alun di dekatnya bergegas masuk ketika mendengar tembakan dari dalam gereja, Ventura mengatakan pada konferensi pers.

Pria bersenjata itu berlari ke altar sambil menembaki polisi, kemudian berhasil disudutkan ke arah kiri.

"Pelaku kemudian terjatuh dan seketika menembak kepalanya sendiri," kata Ventura.

Gandolfo diketahui membawa dua senjata, total masih tersisa 28 putaran peluru ketika dia tewas.

Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian Brasil belum menetapkan motif di balik aksi penembakan tersebut.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Rencana Mempersenjatai Warga Brasil

Kandidat sayap kanan Jair Bolsonaro memenangkan pemilihan presiden Brasil 2018 (AP/Silvia Izquierdo)

Saat ini, Brasil berada di peringkat teratas negara dengan jumlah pembunuhan terbanyak setiap tahunnya, namun kasus penembakan relatif jarang terjadi.

Meningkatnya kekerasan bersenjata membantu politikus sayap kanan Jair Bolsonaro memenangkan pemilu presiden pada Oktober lalu, di mana dia bersumpah untuk menindak korupsi, geng narkoba dan kejahatan di jalanan kota Brasil.

Bolsonaro, yang segera berkuasa pada 1 Januari nanti, berencana untuk melonggarkan undang-undang kepemilikian senjata, guna memungkinkan warga Brasil mempersenjatai diri terhadap penjahat.

Kebijakan itu, menurut para kritikus, dinilai akan meningkatkan risiko pembunuhan di kalangan sipil.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya