Sukses

Cerita Diaspora Indonesia: Jika Penembakan di Konser Moskow Rusia Sehari Lebih Cepat, Banyak Korban WNI

Diaspora Indonesia Laurentius Raymond Junior Pardamaian Sihombing menuturkan bagaimana jika penembakan di gedung konser di pinggiran kota Moskow terjadi sehari lebih cepat?

Liputan6.com, Moskow - Jumat 22 Maret 2024 Rusia digemparkan kasus penembakan massal di kompleks ritel dan konser Crocus City Hall. Seorang diaspora Indonesia di Rusia mengingat kembali momen tersebut.

Diaspora Indonesia Laurentius Raymond Junior Pardamaian Sihombing menuturkan bagaimana jika penembakan di gedung konser di pinggiran kota Moskow terjadi sehari lebih cepat?

"Pasti korban dari Indonesia akan banyak,” cetus Laurentius Raymond Junior Pardamaian Sihombing seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (27/3/2024).

Ia menuturkan, di dalam bangunan yang sama, baru saja digelar Moscow International Travel and Tourism Exhibition 2024. "Itu bangunan besar," cetus Sihombing. "Tempat publik terbesar di luar kota Moskow." Ia menambahkan, “Di satu lokasi yang sama ada tempat konser, ada tempat pameran. Ada mall, ada hotel, bahkan ada oceanarium. Jadi, kayak Seaworld gitu. Besar sekali, terus ada macam-macam di situ."

Pameran wisata itu, kata Sihombing, berlangsung tiga hari, mulai 19 Maret. Indonesia berpartisipasi dalam pameran itu. Peserta pameran datang mewakili beberapa daerah wisata di Indonesia. Jadi, kata Sihombing, selama tiga hari itu, banyak sekali orang Indonesia di dalam bangunan tersebut.

Pada hari penembakan, kata Sihombing, ia berada di sekitar lokasi, makan malam dengan seorang pengusaha Rusia yang hendak membuka usaha di Indonesia.

"Ada meeting di satu restoran di gedung itu, di mall-nya. Jalan, mungkin sekitar empat sampai lima menit dari tempat kejadian itu, tempat konser itu."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diliputi Kengerian

Ketika penembakan terjadi, Sihombing turun ke stasiun di bawah tanah bangunan, dan naik kereta api kembali ke Moskow. Di luar stasiun Moskow, dia mengaku terkaget-kaget mendengar berita penembakan dengan begitu banyak korban.

Kengerian sempat menyelimuti bapak dari dua anak, mengingat baru beberapa menit sebelumnya ia berada sangat dekat dengan lokasi kejadian. Sebagai penyanyi dan penggemar konser, Sihombing mengatakan bahwa ia sering menonton pertunjukan di gedung konser dengan kapasitas 6.000 penonton itu karena… "Itu tempat konser yang lumayan bagus akustiknya. Tiketnya juga tidak terlalu mahal."

Ia menambahkan bahwa gedung konser tersebut sangat populer. Selain bangunannya yang luas dan menyatu dengan fasilitas lain, banyak artis terkenal dari Amerika, Eropa, maupun dalam negeri Rusia, yang manggung di tempat tersebut.

Sejarah mencatat, itu adalah penembakan yang paling banyak menelan korban di Rusia. Korban tewas tercatat 137 dan yang terluka 182 orang.

3 dari 4 halaman

Respons KBRI Moskow

Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI di Moskow Fattah Hardiwinangun mengatakan begitu penembakan di Crocus City Hall terjadi, KBRI langsung merilis edaran yang meminta warga Indonesia di Moskow dan Moscow Region (pinggiran kota Moskow) agar segera melaporkan ke Hotline KBRI apabila berada atau mengetahui ada WNI yang sedang berada di TKP.

Sampai tiga hari berikutnya, kata Fattah, KBRI Moskow terus berkoordinasi dengan Otoritas setempat, untuk memastikan ada tidaknya WNI yang menjadi korban atau sedang dirawat.

"Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada WNI yang terdampak. Kami ulangi, tidak ada WNI yang terdampak dari kejadian di Crocus City Hall."

KBRI, lanjut Fattah, mengingatkan seluruh WNI di wilayah Federasi Rusia untuk meningkatkan kewaspadaan diri, terutama di tempat-tempat umum dan selalu membawa paspor.

"Dalam keadaan mendesak agar menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow di nomor Hotline +79 8575 024 10."

Rusia ini negara dokumen, kata Sihombing, yang berprofesi pengacara dan sudah belasan tahun tinggal di Moskow. Di mana pun, kata Sihombing, sering ada pemeriksaan dokumen. Satu-satunya tanda pengenal kita adalah paspor karena Rusia tidak mengeluarkan KTP untuk orang asing, ujarnya.

Kelompok ISIS di Afghanistan, dikenal dengan sebutan ISIS-K, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Walaupun menyatakan bahwa Muslim radikal adalah pelaku penembakan tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (25/3) mengatakan bahwa pola serangan itu cocok dengan strategi serangan yang dilancarkan Ukraina.

4 dari 4 halaman

3 Pelaku Terlibat Langsung Penembakan Ditangkap

Tiga dari empat tersangka yang didakwa melakukan penembakan di gedung konser Moskow dan menewaskan lebih dari 130 orang mengaku bersalah atas insiden tersebut.

Pengakuan bersalah ini mereka sampaikan di pengadilan Rusia pada Minggu (24/3/2024).

Dikutip dari laman Arab News, Senin (25/3) Pengadilan Distrik Basmanny Moskow secara resmi mendakwa Dalerdzhon Mirzoyev (32) Saidakrami Rachabalizoda (30) Mukhammadsobir Faizov (19) dan Shamsidin Fariduni (25).

Lantaran serangan teroris kelompok ini, mengakibatkan kematian orang lain. Para tersangka diancam dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup.

Pengadilan memerintahkan para pelaku yang semuanya adalah warga negara Tajikistan, ditahan sebelum persidangan hingga 22 Mei 2024.

Mirzoyev, Rachabalizoda, dan Shamsidin Fariduni semuanya mengaku bersalah setelah didakwa. Yang keempat, Faizov, dibawa ke pengadilan Rusia langsung dari rumah sakit dengan kursi roda dan duduk dengan mata tertutup selama persidangan.

Tiga tersangka lainnya muncul di pengadilan dengan kondisi memar dan wajah bengkak di tengah laporan di media Rusia bahwa mereka disiksa selama interogasi oleh petugas keamanan.

Salah satu tersangka, Saidakrami Rachabalizoda, telinganya diperban karena luka berat. Media Rusia melaporkan pada bahwa salah satu tersangka dipotong telinganya selama interogasi.

Sidang tersebut dilakukan ketika Rusia memperingati hari berkabung nasional, menyusul serangan pada Jumat kemarin di Crocus Hall, yang menewaskan sedikitnya 137 orang.

Serangan tersebut, yang diklaim oleh afiliasi kelompok Daesh, adalah yang paling mematikan di Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Pihak berwenang Rusia menangkap empat tersangka penyerang pada hari Sabtu, dan tujuh orang lainnya ditahan karena dicurigai terlibat dalam serangan tersebut, kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya pada Sabtu malam.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.