Mengenal Malaria Monyet, Penyakit Misterius yang Menyerang Warga Aceh

Penggundulan hutan yang mengancam habitat monyet dan penambahan jumlah penduduk ikut memengaruhi berjangkitnya penyakit malaria monyet ke manusia.

oleh Rino Abonita diperbarui 29 Nov 2018, 12:03 WIB
Belasan warga di Aceh diserang penyakit misterius. (Liputan6.com/Rino Abonita)

Liputan6.com, Aceh - Belasan orang warga dari tiga desa di Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, diduga terserang penyakit misterius.

Sepuluh orang di antaranya dilarikan ke Puskesmas sejak Senin, 26 November 2018, malam, sementara warga lainnya terpaksa bertahan di rumah masing-masing. Pasalnya, Puskesmas Meutulang kelebihan kapasitas, sementara jarak ke rumah sakit jauh.

Berdasarkan hasil tes dua orang warga yang mengalami gejala yang sama, mereka dinyatakan positif terjangkit malaria monyet dari parasit jenis Plasmodium knowlesi.

Penelusuran Liputan6.compenyakit ini lazim ditemukan pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), monyet ekor babi (Macaca nemestrina), dan langur (Presbytis melalophos).

Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk grup Leucosphyrus yaitu Anopheles latens dan Anopheles cracens.

Sebagai catatan, malaria monyet sebelumnya diketahui hanya menjangkiti monyet ekor panjang. Belakangan, parasit tersebut juga menyasar manusia.

Sebelumnya, hanya empat parasit malaria di tubuh manusia, yakni, Plasmodium ovale, malaria Plasmodium vivax, malaria Plasmodium falciparum. Namun, belakangan muncul Zoonotic atau Plasmodium knowlesi.

 

2 dari 2 halaman

Akibat Penggundulan Hutan

Seekor monyet duduk di atas sebuah bangunan ketika matahari terbenam di Shimla (01/12/2016). (AFP PHOTO/Stringer)

Plasmodium knowlesi mulai menarik perhatian dunia sejak tahun 2008-2009. Sebuah tim penelitian internasional menerbitkan studi yang dimuat di jurnal Clinical Infectious Diseases.

Para peneliti memeriksa 150 pasien malaria di rumah sakit di Sarawak, Malaysia, Juli 2006-Januari 2008. Mereka menemukan dua pertiga kasus disebabkan infeksi Plasmodium knowlesi.

Parasit itu mampu bereproduksi setiap 24 jam dalam darah sehingga infeksi dapat menjadi berat dan membahayakan. Diagnosis dan penanganan dini sangat penting.

Malaria Research Centre Universiti Malaysia Sarawak berkolaborasi dengan berbagai lembaga memeriksa darah 108 monyet ekor panjang liar dari berbagai area di Sarawak.

Hasilnya, 78 persen terinfeksi Plasmodium knowlesi. Penggundulan hutan yang mengancam habitat monyet dan penambahan jumlah penduduk ikut memengaruhi berjangkitnya Plasmodium knowlesi ke manusia.

Kasus serupa juga dilaporkan di China, Thailand, Filipina, dan Myanmar. Bahkan, jurnal Emerging Infectious Diseased (CDC) memuat studi berjudul 'Plasmodium knowlesi in Human, Indonesian Borneo'. Artikel itu tentang seorang turis Australia yang positif terinfeksi malaria monyet setelah ke Kalimantan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya