PDIP: Coattail Effect Koalisi Jokowi Terbagi ke Semua Partai

Komposisi pasangan Jokowi-Ma'ruf diklaim imbang dan tidak menguntungkan satu pihak saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2018, 19:56 WIB
Politisi PDIP, Ahmad Basarah saat menyatakan kesiapan maju dalam bursa bakal Cawagub Jatim di Jakarta, Selasa (9/1). Basarah membenarkan namanya muncul sebagai cawagub pendamping Saifullah Yusuf. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah membantah efek ekor jas (coattail effect) dari pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin hanya dinikmati oleh partainya. Ia menanggapi pernyataan politikus Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, hanya Gerindra dan PDIP yang mendapat keuntungan dari pasangan capres-cawapres di Pemilu 2019.

Menurut Basarah, coattail effect telah terbagi rata ke semua partai di Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

"Sudah bisa dibagi rata karena memang goodwill (niat baik) kami (PDIP), niat baik kami itu, tidak untuk mengambil semua," kata Basarah di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Basarah justru menilai pernyataan SBY tersebut sebagai bentuk evaluasi dari Pemilu 2009. Menurut dia, kemenangan Partai Demokrat di Pemilu saat itu itu karena efek ekor jas dari SBY-Boediono sebagai pasangan capres-cawapres.

"Coattail effect ini bukan sesuatu yang harus dipersoalkan karena memang inilah sistem yang sekarang ini kita pakai dalam sistem pilpres kita. dan Pak SBY pernah menikmati coattail effect itu di tahun 2009," ujarnya.

Dia menjelaskan komposisi pasangan Jokowi-Ma'ruf, imbang dan tidak menguntungkan satu pihak saja. Mulai dari Ma'ruf Amin yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia hingga jabatan Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir yang berasal dari kalangan profesional.

"Ini bukti bahwa kami punya niat baik agar manfaat kebersamaan di koalisi pendukung Pak Jokowi bisa dirasakan partai politik lain, beda kalau kami mengambil semua," ungkapnya.

 

2 dari 2 halaman

Koalisi Tak Didominasi PDIP

Wakil Ketua MPR menambahkan, coattail effect tidak dapat dirasakan partai jika tergabung dalam koalisi yang pasangan capres-cawapresnya berasal dari satu partai yang sama. Lain halnya dengan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf yang ia anggap tidak didominasi oleh partai berlambang Banteng moncong putih itu.

"Yang pasti calon wakil presiden yang diusung PDIP ini bukan dari partai yang sama, sehingga kami me-share posisi posisi itu. Beda kalau kami menetapkan capres dari partai kami, cawapres dari partai kami, ketua timses dari partai kami. Itu kami share," ucapnya.

Reporter: Sania Mashabi 

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya