4 Tahun Memimpin, Jokowi-JK Cetak 8,7 Juta Lapangan Kerja

Jokowi-JK memenuhi janji kampanyenya dengan mencetak lebih dari 10 juta lapangan kerja hingga akhir masa jabatan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Okt 2018, 11:09 WIB
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyebutkan perekonomian negara selama 4 tahun pemerintah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dalam kondisi baik di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global.

Salah satu indikatornya, yakni angka pengangguran yang terus menurun hingga tahun ini. "Angka pengangguran menurun dari (Agustus) 5,94 persen di 2014 jadi 5,13 persen di Februari 2018," jelas dia dalam acara 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Dia menambahkan, hal itu juga dibarengi dengan terbukanya kesempatan kerja, di mana Jokowi-JK menjanjikan mampu menarik 10 juta tenaga kerja hingga akhir masa jabatannya.

"Jokowi dalam 5 tahun menjanjikan terserap 10 juta, dan sekarang sudah 8,7 juta. Kita berharap sampai akhir pemerintahan nanti bisa dipastikan 10 juta terlampaui," sebutnya.

Lebih lanjut, Moeldoko pun turut mengutip jumlah utang negara yang tercatat besar. Dia mengatakan, utang tersebut dikelola dengan baik untuk dibelanjakan pada sektor produktif.

"Utang pemerintah dikelola dengan baik, dialokasikan buat belanja produktif. Rasio utang terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) dijaga di bawah 30 persen. UU keuangan negara maksimum 60 persen PDB," ungkap dia.

Selain itu, ia menyampaikan, kondisi fiskal dan moneter Indonesia dapat dikelola dengan baik sehingga kondisi keuangan negara aman. Salah satu faktornya yakni defisit APBN yang terkontrol.

"APBN ekspansi defisit terjaga di bawah 3 persen PDB. 2014 defisit minus 2,34 persen PDB. Agustus 2018 minus 1,01 persen PDB," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya