Crazy Rich Dunia Peduli Palu

Kisah duka korban gempa Palu belum berakhir. Crazy rich dunia dan negara sahabat yang peduli pun mengulurkan tangan.

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 11 Okt 2018, 09:03 WIB
Banner Crazy Rich Dunia Peduli Palu (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah duka korban gempa Palu belum berakhir. Crazy rich dunia dan negara sahabat yang peduli pun mengulurkan tangan.

Gempa, tsunami dan likuefaksi yang menerjang Palu, Donggala, Sigi di Sulawesi Tengah telah merenggut 2.045 jiwa. Belum lagi 10.679 korban luka dan 671 korban hilang.

Ribuan rumah rusak diguncang gempa Palu, diterjang tsunami, dan ditelan likuefaksi atau tanah bergerak. Ada 82.775 orang mengungsi.

Sudah dua pekan sejak tiga serangkai bencana alam pada 28 September 2018 ini terjadi dalam sehari di Sulteng. Siapa saja crazy rich dunia yang peduli Palu dan negara mana saja yang membantu? Simak dalam Infografis berikut ini:

Infografis Crazy Rich Dunia Peduli Palu (Liputan6.com/Triyasni)
2 dari 3 halaman

Evakuasi Korban Berakhir

Petugas gabungan membawa kantong jenazah saat pemakaman massal di TPU Peboya Indah, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Pemakaman massal tersebut memasuki hari ketiga setelah sebelumnya dilakukan di hari Senin. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Evakuasi terhadap korban meninggal dunia akibat gempa, tsunami serta likuefaksi di Palu dan sekitarnya dihentikan pada Kamis 11 Oktober 2018.

Meski demikian, menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, masa tanggap darurat terkait pelayanan pengungsi masih berlangsung hingga akhir Oktober 2018.

3 dari 3 halaman

Monumen Gempa

Pantauan udara ratusan rumah terendam lumpur dan tanah di Petobo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Fenomena likuifaksi tersebut terjadi pasca gempa berkekuatan 7,4. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Wilayah yang terkena dampak likuefaksi rencananya dijadikan ruang terbuka hijau dan Monumen Gempa Tragedi 28 September. Kawasan itu akan diratakan atau ditutup permanen terlebih dahulu setelah masa tanggap darurat pertama berakhir pada 11 Oktober 2018.

Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulteng Haris Kariming menuturkan, penduduk yang berada di kelurahan Balaroa, Petobo dan Jono Oge yang diterjang likuefaksi bakal direlokasi ke tempat yang lebih aman. Titik relokasi Balaroa Atas, Kelurahan Duyu, Ngata Baru dikaji dulu oleh para ahli untuk memastikan layak atau tidak dibangun 2.000 hingga 3.000 rumah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya