Tarik Devisa, Pemerintah Subsidi Rp 11 Triliun untuk KUR Pariwisata

Sektor pariwisata memang paling mudah mendatangkan devisa ke negara.

oleh Bawono Yadika diperbarui 27 Sep 2018, 12:55 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah mensubsidi Rp 11 triliun Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pariwisata. Keputusan ini diambil sebagai langkah meningkatkan kunjungan turis ke RI sekaligus mendatangkan devisa ke negara.

"Pembiayaan lain yang baru kita rumuskan adalah KUR, bunganya hanya 7 persen tahun ini dan dibagi 2 kategori yaitu kredit mikro dan kredit kecil," tuturnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III-Pariwisata di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Darmin menjelaskan, isu KUR pariwisata terbilang krusial mengingat hal ini erat kaitanya dengan kebutuhan pembiayaan maupun investasi di industri pariwisata dalam negeri.

"Jadi KUR disubsidi Rp 11 triliun dari APBN, Saya rasa ini cukup memadai buat UMKM agar secara produktif membangun ekonomi di daerahnya masing-masing. Ini periode dimana kita perlu pariwisata karena kita butuh devisa," ujarnya.

Selain infrastruktur fisik, pemerintah juga berfokus membangun dan memperkuat infrastruktur industri untuk Indonesia. Menurutnya, itu penting sejalan dengan kementerian pariwisata menggenjot program investasi di sektor ini.

"Itu karena destinasi pariwisata memerlukan investasi yang sistematis. Kalau kata Pak Menpar Arief Yahya ialah 3A yakni akses, atraksi, dan juga amenitas. Jadi fokusnya bagaimana secara sekuen kembangkan destinasi pariwisata, nggak bisa terbalik-balik," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Paling Mudah Datangkan Devisa

OJK Dukung Pembiayaan Pengembangan Industri Pariwisata

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan sektor pariwisata memang paling mudah mendatangkan devisa ke negara. Hal ini disebabkan pada sektor ini, secara substansi menghasilkan dolar.

"Substansi pariwisata itu ekspor, meskipun servicesnya dinikmati dan dibayar di Indonesia. Tapi kita industri berorientasi ekpor dan menghasilkan dolar," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya