Kapolri Sebut Pileg Lebih Rawan dari Pilpres, Ini Alasannya

Partai politik juga akan berusaha maksimal agar banyak caleg yang menang di pileg.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 13 Sep 2018, 15:18 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tersenyum saat tiba menghadiri Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (16/8). Tema sidang tahunan kali ini Bhinneka Tunggal Ika. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai, pemilihan legislatif (pileg) memiliki tingkat kerawanan lebih tinggi ketimbang pemilihan presiden (pilpres). Persaingan di pileg akan jauh lebih ketat karena setiap calon ingin menang di daerah pemilihannya masing-masing.

"Karena semua mau survive ingin terpilih. Jadi bertanding di dapil masing-masing dengan calon partai lain. Itu pertarungan keras," ujar Tito usai membuka Rakor Pengamanan Pemilu di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018).

Selain itu, partai politik juga akan berusaha maksimal agar banyak caleg yang menang di pileg. Sebab, kata Tito, hal tersebut sangat berpengaruh pada lolos atau tidaknya partai politik dalam aturan ambang batas parlemen yang minimum mendapat suara 4 persen di tingkat nasional.

"Karena kalau tidak lolos partainya bubar. Oleh karena itu, pertarungan ini 2019 tidak fokus hanya pilpres justru yang kencang nanti," katanya.

2 dari 2 halaman

Parpol Fokus Pileg

Bukan itu saja, Tito juga menilai, partai politik akan mengerahkan energi lebih untuk kemenangan di pileg ketimbang pilpres. Hal itu berbanding terbalik dengan fokus masyarakat pada penyelenggaraan Pemilu 2019.

"Saya lihat parpol akan fokusnya lebih berat ke parliamentary threshold dibanding pemenangan pilpres karena ini masalah partai. Kalau publik tertarik ke pilpres, tapi kalau parpol ke parlemen," ucap Tito.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya