Jokowi Gelar Rapat Bahas Rencana Kunjungan ke Korsel dan Vietnam

Menurut Jokowi, kunjungan ke Korea Selatan merupakan langkah untuk memperkuat kerjasama di bidang ekonomi, terutama investasi di bidang Industri.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Sep 2018, 14:19 WIB
Suasana rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengunjungi Korea Selatan dan Vietnam pada 9 hingga 12 September 2018 mendatang.

Jokowi mengatakan kunjungannya ke Korea Selatan merupakan kunjungan balasan Presiden Korea Moon Jae-in yang pada 2017 lalu mengunjungi Jakarta.

"Saya ingin pada kunjungan ini akan dibahas langkah-langkah yang konkret yang riil bagi peningkatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang persiapan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dan Vietnam di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/9/2018).

Menurut Jokowi, kunjungan ke Korea Selatan merupakan langkah untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, terutama investasi di bidang industri.

"Oleh sebab itu, saya minta kunjungan ini dipersiapkan dengan baik. Dan kita bisa mendapatkan hasil yang konkret untuk kepentingan nasional kita," ucap Jokowi.

 

 

2 dari 2 halaman

Temui Presiden Vietnam

Setelah Korsel, Jokowi bersama sejumlah menteri, akan bertolak ke Hanoi, Vietnam pada 11-12 September 2018 mendatang.

Menurut jadwal, Presiden Jokowi akan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Tran Dai Quang serta hadir sebagai panelis "World Economic Forum ASEAN: ASEAN Priorities in the 4th Industrial Revolution".

"Presiden akan membicarakan soal peningkatan kerja sama dengan Vietnam dan negara ASEAN, potensi ekonomi di sektor lain, dan peningkatan akses pasar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Kamis 6 September 2018.

Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Tran Dai Quang, Presiden Jokowi juga disebut akan membahas dan memberikan 'dorongan politik' kepada Vietnam agar kedua negara dapat segera menyelesaikan batas zona ekonomi eksklusif (ZEE).

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya