Kisah Proklamasi Kemerdekaan RI pada 15 Agustus 1945 di Cirebon

Saat itu, Sutan Sjahrir mengirimkan telegram langsung kepada dokter Sudarsono setelah dipastikan Jepang menyerah kepada sekutu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 15 Agu 2018, 06:30 WIB
Tugu Kejaksan Cirebon menjadi saksi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI 15 Agustus 1945. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Tentara Jepang menyatakan menyerah kepada sekutu setelah dijatuhi bom nuklir oleh Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki pada 14 Agustus 1945. Saat itu pula, para pejuang Indonesia semakin gencar mempersiapkan kemerdekaan RI.

Seperti diketahui, Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan Sukarno pada 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur, Jakarta. Bersama dengan Hatta dan pejuang lainnya, pembacaan proklamasi kemerdekaan RI tersebut tanpa halangan.

Namun demikian, siapa sangka, pembacaan proklamasi kemerdekaan RI sebelumnya juga pernah dibacakan di Kota Cirebon pada 15 Agustus 1945. Tugu Kejaksan Cirebon menjadi saksi bisu para pejuang membacakan teks proklamasi itu.

"Ada sekitar 100 sampai 150 orang hadir di tugu itu menyaksikan pembacaan teks proklamasi oleh para pejuang," kata Yoyon Suharyono, anak dari salah satu pelaku sejarah Cirebon, Selasa (14/8/2018).

Yoyon Suharyono adalah anak dari Sujaya, salah seorang pelaku sejarah yang ikut dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI di Kota Cirebon. Dia mengatakan, sang ayah merupakan kader tokoh bangsa Sutan Sjahrir dari PNI Pendidikan dan anggota Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo).

Yoyon menuturkan, pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI di depan Tugu Kejaksan Cirebon pada 15 Agustus 1945 dilakukan secara spontan. Saat itu, Sjahrir mengirimkan telegram langsung kepada dokter Sudarsono setelah dipastikan Jepang menyerah kepada sekutu.

"Kita tahu bahwa Sjahrir memang tokoh gerakan bawah tanah dan dokter Sudarsono salah satu orang dekat Sjahrir," ujar dia.

Dokter Sudarsono merupakan Kepala Rumah Sakit Kesambi yang saat ini menjadi RSUD Gunung Jati Kota Cirebon. Inti dari telegram tersebut, memerintahkan agar dokter Sudarsono membacakan teks proklamasi di Tugu Kejaksan Kota Cirebon. 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

2 dari 2 halaman

Kabarkan Kemedekaan

Tugu Kejaksan Cirebon menjadi saksi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI 15 Agustus 1945. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dia mengaku, hingga saat ini tidak ada yang tahu isi dari teks proklamasi yang dibacakan dokter Sudarsono. Bahkan, sang ayah sendiri mengaku lupa saat bercerita kepada Yoyon.

"Dokter Sudarsono adalah paman dari Sarwono Kusumaatmadja dan bapaknya Yuwono Sudarsono. Setelah dapat telegram para pejuang kumpul dalam suatu kelompok diskusi pemuda perjuangan, mereka sepakat tanggal 15 Agustus 1945, proklamasi dibacakan oleh dokter Sudarsono," kata dia.

Dia menjelaskan, Sjahrir meminta dokter Sudarsono membacakan teks proklamasi di Cirebon karena dianggap mampu. Selain itu, dokter Sudarsono merupakan salah satu tokoh Cirebon yang berpendidikan.

Yoyon mengatakan, setelah membacakan teks proklamasi di Tugu Kejaksan Cirebon. Para pejuang langsung menyiarkan kabar serupa ke beberapa daerah lain di Cirebon seperti di Kecamatan Waled, Palimanan, dan Plumbon.

"Cirebon dipilih karena saat itu dianggap masih aman dari penjajah Jepang yang banyak berkumpul di kota besar setelah mereka menyerah. Jadi ini sebenarnya cikal bakal kemerdekaan RI yang dibacakan Sukarno karena setelah di Cirebon beliau diculik dan dibawa ke Rengasdengklok," ujar dia.

Yoyon menuturkan, suasana menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI di Cirebon haru dan tidak banyak tekanan. Sebab, para pejuang khawatir ada serangan dari penjajah secara mendadak.

Pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Nurdin M Noer mengatakan, pembacaan teks proklamasi di Tugu Kejaksan merupakan fenomena sejarah yang luar biasa.

Di sekitar alun-alun Kejaksan, terdapat Hotel Libring markas tentara Republik Indonesia yang bergerilya demi merebut kemerdekaan Indonesia.

"Di Tugu Kejaksan Cirebon bukan hanya saksi bisu pembacaan teks proklamasi saja melainkan ada peristiwa pemberontakan pejuang Cirebon dipimpin Kolonel Mahmud Pasha yang dikenal dengan Kancil Merah," kata dia.

Nurdin menjelaskan, menurut catatan, alasan lain Sjahrir menunjuk Sudarsono membacakan Proklamasi Kemerdekaan RI di Cirebon karena tidak ingin menunggu lama. Jika terlalu lama memproklamirkan kemerdekaan, khawatir tidak dianggap oleh dunia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya