Takut Keju hingga Anggota Tubuh Sendiri, Ini 6 Fobia Paling Aneh?

Berikut 5 fobia paling aneh yang pernah terjadi pada seorang manusia. Bagaimana dengan Anda?

oleh Afra Augesti diperbarui 26 Jun 2018, 20:40 WIB
Jangan Pernah Bertanya Apa Sebab Firsta Bisa Fobia Kursi Roda? Sampai Hari Ini, Dia Tidak Pernah Tahu Penyebabnya (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - "Ketakutan adalah pembunuh pikiran", mungkin pribahasa inilah yang menggambarkan tentang fobia.

Dalam novel fiksi ilmiah legendaris Dune, pepatah tersebut digunakan untuk memaksa Paul Atreides dalam mengatasi ketakutannya dan menjadi pemimpin yang memang ditakdirkan untuknya.

Ketakutan kerap menghantui sebagian besar individu dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagi sebagian orang, ketakutan kecil bisa berkembang menjadi besar dan berlebihan. Inilah yang disebut fobia.

Sugesti bahwa fobia menguasai pikiran dan tubuh dapat membuat seseorang lemah, tidak mampu menghadapi hal-hal atau benda-benda yang bukan menjadi ancaman nyata.

Dalam banyak hal, fobia yang dimiliki seseorang menunjukkan kekuatan pikiran yang luar biasa, yang bisa membuat pengidapnya gemetar ketika berinteraksi dengan hal-hal yang sebenarnya tidak berbahaya.

Fobia umumnya muncul secara tak sengaja dan tak tentu, namun sebagian besar disebabkan akibat trauma parah.

Dikutip dari Top Tenz, Selasa (26/6/2018), berikut 6 fobia yang paling aneh yang dialami oleh manusia.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di liputan6.com.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 7 halaman

1. Xanthophobia

Ilustrasi Telur (iStock)

Xanthophobia lahir dari keterikatan warna kuning dengan beberapa pengalaman mengerikan. Misalnya, di China, warna kuning mulai ditakuti karena warna syal kekaisaran yang mengisyaratkan perintah untuk bunuh diri.

Warnanya kemudian mulai menyebabkan ketakutan dan ketidaknyamanan dalam objek yang tidak ada hubungannya dengan perintah kekaisaran.

Selain itu, banyak individu menggambarkan xanthophobia sebagai seorang anak setelah disengat lebah.

Pengidap xanthophobia akan menutup mata, cemas atau panik ketika menyaksikan sesuatu yang tidak berbahaya seperti bakung. Mereka mengaku tidak bisa makan keju, limun, telur dan pisang.

Mereka bahkan mengaku memejamkan mata sendiri ketika buang urine.

3 dari 7 halaman

2. Turophobia

Ilustrasi Foto Keju (iStockphoto)

Seorang perempuan bernama Katie Weston mengaku bahwa dia fobia keju. Ketakutan ini dia alami sejak kecil, saat sederet keju bertengger di papan kayu dan menyebabkannya muntah di keranjang sampah temannya.

Sejak saat itu, beberapa temannya kerap meledeknya dengan menempatkan keju di hadapan wajahnya. Tentu saja hal tersebut amat membuat cemas Weston.

Fobia ini telah mengganggu pekerjaannya di sebuah restoran. Sebagai anggota staf, dia harus bisa menangani keju dalam jumlah besar. Baunya saja sudah membuat mual.

4 dari 7 halaman

3. Hylophobia

Ilustrasi (iStock)

Diambil dari bahasa Yunani, Hylo, (yang berarti hutan) dan tentu saja fobia, yang berarti ketakutan, Hylophobia adalah salah satu ketakutan berlebih akan hutan.

Mereka yang mengidap fobia ini menggambarkan bahwa hutan itu sepi, tempat menakutkan, gelap dan suram.

5 dari 7 halaman

4. Omphalophobia

Ilustrasi gumpalan benang dalam pusar manusia. (Sumber Wikimedia Commons)

Salah satu fobia yang paling tidak biasa dan aneh adalah Omphalophobia, atau takut pada pusar. Fobia ini tidak hanya berhubungan dengan rasa takut pada pusar, tetapi juga pada salah satu anggota tubuh mereka sendiri.

Penderitanya enggan menyentuh pusar mereka dan kadang-kadang, melihatnya saja dapat menyebabkan mereka merasa tidak nyaman dan cemas.

Salah satu pengidapnya adalah penyanyi Jenny Frost, yang memperingatkan orang-orang agar tidak menyentuh daerah pusarnya.

Selebriti lain yang dikenal sebagai Omphalophobic adalah Khloe Kardashian, yang mengaku merasa "jijik saat menyentuh perutnya karena adanya pusar."

 

6 dari 7 halaman

5. Nomophobia

Ilustrasi menyetir sambil main ponsel (iStockPhoto)

Jika ada fobia yang berkaitan erat dengan produk Abad ke-21, itu adalah Nomophobia, atau ketakutan akan kehabisan kontak seluler. Karena orang dewasa muda semakin bergantung pada ponsel mereka, tidak mengherankan bahwa kecemasan tersebut telah berkembang.

Kebanyakan penderitanya takut bahwa suatu saat mereka kehilangan kemampuan untuk menggunakan gawai atau perangkat sejenisnya.

Sebuah penelitian yang dibuat oleh organisasi riset YouGov menemukan bahwa lebih dari separuh pengguna ponsel Inggris menjadi cemas ketika mereka "kehilangan ponsel mereka, kehabisan baterai atau pulsa, atau tidak memiliki jangkauan jaringan."

Selain itu, penelitian juga mengungkapkan bahwa laki-laki lebih rentan terkena Nomophobia, dengan presentase 58% pria dan 47% wanita. Selain itu, 9% merasa stres ketika ponsel mereka mati.

Orang Amerika juga cenderung menjadi korban Nomophobia. Statistik menunjukkan bahwa 65% orang Amerika tidur dengan ponsel mereka, sementara 34% mengaku bahkan menerima panggilan telepon selama momen intim dengan orang terkasih.

Selain itu, satu dari lima orang lebih suka pergi tanpa sepatu selama seminggu daripada tanpa ponsel. 

7 dari 7 halaman

6. Trypophobia

Fobia, Gangguan Kecemasan yang Memunculkan Rasa Takut Berlebihan Ini Bisa Disembuhkan (Ilustrasi/iStockphoto)

Salah satu fobia yang paling diperdebatkan yakni Trypophobia. Banyak psikiater menganggap bahwa gejala yang dialami pengidapnya tidak layak disebut fobia. Namun, psikiater lainnya berpendapat bahwa perasaan cemas dan tidak nyaman ketika melihat pola atau bentuk menyerupai lubang kecil bisa dianggap sebagai fobia.

Beberapa psikolog mengatakan, keengganan untuk melihat lubang berpola kecil berasal dari rasa takut yang berakar pada leluhur kita, yang khawatir tentang hal-hal seperti sarang lebah, bunga beracun, dan makhluk berbisa.

Para peneliti menemukan, ribuan orang mengaku menderita Trypophobia. Mereka mengalami sakit perut, bulu kudung berdiri, perasaan ngeri, dan hingga iritasi kulit. Bahkan benda sehari-hari, seperti wafel, dapat menyebabkan kehebohan.

Beberapa psikolog di Universitas Essex menyampaikan, gejala seperti itu lebih condong pada ketidaknyamanan dan kegelisahan, ketimbang fobia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya