Badai Alberto Hantam Wilayah Selatan AS, Picu Risiko Banjir dan Tanah Longsor

Berawal dari badai tropis yang terbentuk di wilayah barat daya Teluk Meksiko, Alberto sebabkan curah hujan tinggi di Alabama, Florida, Mississippi, dan Kuba.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Mei 2018, 14:04 WIB
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Washington DC - Terjangan badai subtropis Alberto membuat masyarakat di wilayah selatan Amerika Serikat (AS) terancam batal merayakan Hari Pahlawan, yang akan berlangsung pada pekan ini.

Badai tersebut dilaporkan menguat di Teluk Meksiko sejak Minggu dini hari, 27 Mei 2018, dan berpotensi terus bergerak ke arah utara dan timur laut.

Dikutip dari CNN pada Senin (28/5/2018), badai Alberto diprediksi akan menghantam sebagian wilayah di negara bagian Alabama, Florida, dan Mississippi pada awal pekan ini.

Sejak Minggu malam, Gubernur Florida Rick Scott telah menetapkan status siaga di 67 county di wilayahnya. Hal senada juga dilakukan oleh Gubernur Mississippi Phil Bryant, yang mengizinkan penggunaan Garda Nasional untuk bersiaga 24 jam di titik-titik yang dianggap rawan.

Adapun Gubenur Alabama, Kay Ivey, telah lebih dulu mengeluarkan status waspada pada Minggu pagi, dan memerintahkan 40 county di wilayahnya untuk menyiapkan infastruktur penyelamatan.

Pusat Badai Nasional AS mengatakan bahwa badai Alberto memicu hujan deras di wilayah selatan Florida, Kepulauan Keys, dan bagian barat negara Kuba, yang menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor di beberapa titik.

Pusat Badai Nasional melaporkan bahwa curah hujan diprediksi meningkat drastis di Kuba dan Florida, yakni mencapai tinggi 10-15 inci, atau sekitar 25-38 centimeter. Curah hujan sebesar itu berisiko memicu banjir di sebagian besar wilayah tenggara Florida dalam beberapa hari mendatang.

Ada pun New Orleans, sebagai kota utama yang berlokasi paling dekat dengan sumbu badai, telah menetapkan status waspada lebih awal, di mana bukan hanya ancaman banjir, melainkan juga angin kencang dan gelombang laut yang ganas.

"Saya mengimbau semua orang untuk tetap aman dan selalu sigap terhadap berbagai informasi terkini," kata Wali Kota New Orleans, LaToya Cantrell, dalam sebuah pernyataan.

 

Simak video pilihan berikut:  

 

 

2 dari 2 halaman

Awal Musim Badai

Gambar yang diambil dari video memperlihatkan hembusan angin di luar toko di Bowen, Australia timur, Selasa, (28/3). Badai yang mengembuskan angin hingga 161 km per jam memporak-porandakan puluhan bangunan di pesisir. (AuBC melalui AP)

Dijelaskan oleh Pusat Badai Nasional, bahwa musim badai biasanya datang mulai bulan Juni, tetapi Alberto justru mendahuluinya saat menjelang akhir pekan lalu.

Pada awalnya, badai Alberto diketahui merupakan badai tropis yang terbentuk di sebelah barat daya wilayah Karibia. Namun, tekanan udara dan suhu perairan Teluk Meksiko yang kian hangat, menyebabkan badai bergerak ke utara, dan terus menguat.

Badai tersebut diketahui berubah tipenya dari tropis menjadi subtropis pada Jumat malam, 25 Mei 2018. Diperkirakan, ancaman curah hujan tinggi dan angin kencang akan menghantam wilayah selatan dan tenggara AS dalam 48 jam ke depan.

Meski datang di awal prakiraan musim badai, namun menurut otoritas terkait, Alberto tidak berarti sebagai "pembuka" terhadap berbagai topan selanjutnya di sepanjang pertengahan tahun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya