Aliran Lava Gunung Kilauea ke Samudra Pasifik Picu Bahaya Baru

Gelombang dan angin laut bisa mengubah arah lava Gunung Kilauea di lautan, termasuk ke area pesisir pulau-pulau di sekitarnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 22 Mei 2018, 16:32 WIB
Aliran lava dari Gunung berapi Kilauea yang meletus mengalir dari celah dekat Pahoa, Hawaii, 19 Mei 2018. Gunung Kilauea mulai meletus pada 3 Mei dan memaksa 2.000 orang mengungsi dari rumah mereka di sekitar pegunungan. (U.S. Geological Survey via AP)

Liputan6.com, Honolulu - Erupsi gunung api Kilauea di Big Island Hawaii, Amerika Serikat, disebut kian mengkhawatirkan dari hari ke hari. Bukan hanya berdampak bagi keselamatan lingkungan sekitarnya, melainkan juga menyebar hingga perairan Samudra Pasifik.

Gunung api Kilauea mulai meletus lebih dari dua pekan lalu, membuat puluhan rumah hancur terbakar dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Dikutip dari Time.com pada Selasa (22/5/2018), lava dilaporkan kian mengalir deras ke hampir seluruh sisi gunung api Kilauea, menghancurkan pepohonan dan bebatuan yang dilewatinya, termasuk melukai kaki seorang pria.

"Dia (korban) berada di luar rumahnya di sebuah pedesaan di dekat Gunung Kilauea pada Sabtu lalu, ketika lava 'menghantamnya di tulang kering' dan memicu luka bakar yang sangat parah," ujar Janet Snyder, juru bicara walikota Hawaii County kepada stasiun televisi Hawaii News.

Cedera yang dialami pria tersebut datang bersamaan ketika lava mulai mengalir melintasi jalan raya, hingga berujung ke laut Pasifik.

Interaksi antara lava dan air laut menciptakan awan uap bercampur asam klorida dan partikel kaca halus, yang dapat mengiritasi kulit dan mata, serta menyebabkan masalah pernapasan.

Selain itu, awan panas, atau biasa disebut "laze," dilaporkan memanjang sejauh 15 mil (setara 24 kilometer) ke arah barat, di mana lava mengalir ke laut di kawasan pantai selatan Big Island.

Menurut Wendy Stovall, seorang ilmuwan dari Survei Geologi AS, aliran lava dan awan panas gunung api Kilauea baru bereaksi sebatas di sepanjang pesisir.

Namun, pihak berwenang memperingatkan bahwa gelombang dan angin laut bisa mengubah arah lava di lautan, termasuk ke area pesisir pulau-pulau di sekitarnya.

Observatorium Gunung Api Hawaii mengatakan, bahwa aliran lava dan awan panas tersebut telah meningkatkan emisi sulfur dioksida hingga tiga kali lipat.

Joseph Kekedi, seorang penanam anggrek yang hidup dan bekerja sekitar 5 kilometer dari kubah gunung api Kilauea, mengatakan aliran lava dan awan panas memutus akses ke jalan-jalan utama di pesisir selatan Big Island.

Dia mengatakan bahwa warga tidak dapat berbuat banyak, selain terus sigap terhadap perkembangan informasi terkini dari otoritas pemadam kebakaran setempat.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Aliran Lava Kian Bergerak Cepat

Pemandangan lava pijar erupsi Gunung Kilauea yang menutupi jalan di Hawaii, Amerika Serikat, Sabtu (5/5). Lembaga survei geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut aliran lava pijar terjadi akibat retakan dinding kawah Gunung Kilauea. (AP Photo/Marco Garcia)

Sementara itu, para ilmuwan mengatakan mereka tidak tahu berapa lama letusan akan berlangsung.

Erupsi gunung api Kilauea telah membuka lebih dari 20 lubang, termasuk empat lubang yang bergabung menjadi satu retakan besar.

Retakan besar tersebut memicu semburan tinggi lava pijar ke udara, yang kemudian membentuk aliran menuju lautan Pasifik dengan kecepatan hingga 274 meter per jam.

Aliran mematikan itu dilaporkan bergerak semakin cepat ketika sumber lava baru muncul pada akhir pekan lalu, membawa suhu yang lebih panas dari sebelumnya.

Para ilmuwan memperkirakan lava pertama pada erupsi gunung api Kilauea kali ini, berasal dari endapan magma letusan terakhir pada 1955 silam.

Disebutkan pula bahwa cakupan wilayah yang terkena dampak lava dan tebaran abu vulkanis, cenderung lebih kecil dibandingkan luas Big Island, yakni sekitar 4.000 mil atau setara denagn 10.360 kilometer persegi.

Otoritas setempat menyatakan bahwa penerbangan dari dan ke Kepulauan Hawaii, belum terpengaruh erupsi Kilauea, sehingga wisatawan tidak perlu khawatir menjalani aktivitas di negara bagian AS ke-50 itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya