Nasdem: Politisasi Masjid Rusak Kesakralan Agama

Menurut Syahrul, agama tidak boleh diganggu kesakralannya, dengan dijadikan alat politik oleh sekelompok oknum.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 04 Mei 2018, 05:33 WIB
Ketum PBNU, Said Aqil Siradj bersalaman dengan Grand Syeikh Al Azhar Mesir, Ahmad Muhammad Ath-Thayeb di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (2/5). Pertemuan berdiskusi mengenai Islam Nusantara dengan para kiai dan pengurus PBNU . (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Imam Besar atau Grand Syeikh Al Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb, saat berkunjung ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rabu 2 Mei kemarin, mengingatkan agar tidak terjadi praktek politisasi agama.

Terkait hal itu, Ketua DPP Nasdem Syahrul Yasin Limpo (SYL) memandang apa yang disampaikan Imam Besar Al Azhar, patut dicermati bahkan relevan untuk kondisi saat ini di Indonesia.

"Saya meyakini pendapat beliau, yang kadar keilmuannya tidak perlu diragukan, tidak sembarang disampaikan. Beliau sangat resah dengan politisasi agama," ucap Syahrul dalam keterangannya, Kamis 3 Mei 2018.

Karena itu, masih kata dia, agama tidak boleh diganggu kesakralannya, dengan dijadikan alat politik oleh sekelompok oknum.

"Kesakralan agama akan tercemar jika oknum-oknum politisi dan pendukungnya dibiarkan memanfaatkan agama untuk politik praktis," ungkap SYL.

Seharusnya, masih kata dia, agama harus mendukung kegiatan politik, terlebih jika agendanya memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

"Agama tentu boleh dipakai untuk politik dalam arti memperjuangkan kesejahteraan masyarakat," pungkas dia.

2 dari 2 halaman

Politisasi Agama Harus Dilawan

Grand Syeikh Al Azhar Mesir Ahmad Muhammad Ath-Thayeb memberi sambutan saat melakukan pertemuan dengan pengurus PBNU di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (2/5). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Imam Al-Azhar menuturkan, politisasi agama harus dilawan bersama. Pasalnya, politisasi agama berdampak pada kerusakan sosial-politik yang mengancam keutuhan masyarakat itu sendiri.

Menurut dia, praktik politisasi agama dilakukan oleh politisi yang memiliki tujuan buruk. Para politisi yang memiliki niat buruk tidak segan-segan untuk menggunakan cara yang buruk untuk mewujudkan kepentingan politiknya.

"Norma-norma agama seharusnya menjadikan politik lebih baik," kata Syekh At Thayeb.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya