Kisah Menarik Bos BI Saat Pilih Sampul Buku Laporan Perekonomian RI

Gubernur BI Agus Martowardojo bercerita, banyak kisah menarik dalam pembuatan buku Laporan Perekonomian Indonesia 2017.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2018, 14:59 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (batik hitam) saat akan memberikan keterangan pers di Jakarta,(19\8). Hasil Rapat Dewan Gubernur BI mencatat triwulan II 2016 mempertahankan 7 days Repo Rate sebesar 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali meluncurkan buku Laporan Perekonomian Indonesia 2017. Pada tahun ini, judul yang diambil untuk laporan tersebut adalah "Mengoptimalkan Momentum, Memperkuat Struktur". Buku ini bercerita mengenai berbagai catatan penting perekonomian nasional pada 2017.

Gubernur BI Agus Martowardojo bercerita, banyak kisah menarik dalam pembuatan buku tersebut. Salah satunya adalah mengenai keputusan pemilihan gambar pada sampul. 

Diketahui, buku Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2017 menggunakan gambar salah satu pengerjaan proyek infrastruktur, yakni MRT (mass rapid transit).

"Kenapa dipilih MRT. Saya ingat salah satu yang membuat MRT ini jalan, ini 25 tahun kita rencana punya MRT tidak pernah bisa dijalankan," ungkapnya di Gedung Bank Indonesia.

Ia mengkisahkan proyek ini memakan waktu yang cukup lama dan didiskusikan secara intens antara berbagai pihak hingga akhirnya dapat terlaksana.

"Ada di rencana di Kementerian Perhubungan, dibicarakan di Bappenas, tidak jelas apakah DKI yang menjalankan atau tidak. Waktu itu kita di Kementerian Keuangan sangat mendukung dan MRT sekarang kita punya MRT," kata dia.

Karena itu, Agus menegaskan bahwa gambar proyek MRT sebagai sampul buku Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2017, sesungguhnya mau menunjukkan komitmen pemerintah dan bangsa Indonesia untuk terus maju.

"Nah jadi kita punya MRT, ini adalah suatu investasi kita ke depan," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Rasio Kredit Macet Naik

Ilustrasi Bank

Untuk diketahui, BI mencatat rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross sedikit meningkat menjadi 2,9 persen pada Januari 2018. Sementara itu, NPL net menjadi 1,3 persen pada bulan yang sama.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Linda Maulidina mengatakan, kenaikan tersebut merupakan efek musiman. Sebab, pada Desember tahun lalu NPL cenderung menurun.

"NPL yang meningkat itu seasonal effect. Biasa mengalami peningkatan sedikit karena Desember menurun," ujar Linda di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Namun demikian, kredit bermasalah diprediksi masih akan mengalami penurunan sesuai dengan komitmen perbankan menurunkan NPL.

"Sudah jadi komitmen bank untuk turunkan NPL dan disertai juga dengan dukungan kebijakan pengawasan OJK untuk memastikan bank menurunkan NPL," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya