JK: Siapa Cawapres Jokowi Belum Waktunya Dibicarakan

Menurut JK, saat ini terlalu dini untuk membahas calon wakil presiden pendamping Jokowi pada Pilpres 2019.

oleh Merdeka.com diperbarui 25 Mar 2018, 10:04 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK. (Merdeka.com/Ronald)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK enggan menduga-duga siapa yang cocok mendampingi Jokowi pada pemilihan presiden 2019. Menurut dia, saat ini terlalu dini untuk membahas hal tersebut.

"Itu belum waktunya kita bicarakan. Masih cukup panjang waktunya," kata Jusuf Kalla usai lakukan jalan santai di kawasan Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (25/3/2018).

Menurut Jusuf Kalla, hingga kini siapa pun tokoh nasional masih bisa untuk maju mendampingi Jokowi.

"Siapa yang bisa menambah elektablitas dan siapa yang bisa membantu," ujarnya.

Sebelumnya, JK juga sudah menolak untuk maju lagi sebagai calon wakil presiden (Cawapres) di Pemilu 2019 mendatang. Sebab, Undang-Undang Dasar 1945 hanya membatasi masa jabatan presiden dan wakil presiden hanya dua periode.

 

2 dari 2 halaman

Kriteria Cawapres Ideal

Wapres Jusuf Kalla atau JK ditemani Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat menghadiri Rakernas Partai Golkar di Jakarta, Kamis (22/3). JK meminta kader berjuang hadapi Pilkada Serentak 2018 serta Pilpres dan Pileg 2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

Meski begitu, JK mengungkapkan, ada dua kriteria ideal sosok cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. "Pertama bisa menambah elektabilitas," ucapnya.

Menurut Kalla, siapa pun calon pendamping Jokowi di Pilpres 2019, wajib memiliki elektabilitas dan dikenal publik secara luas. Sehingga, kehadirannya bisa ikut meningkatkan elektabilitas Jokowi.

Kedua, kata Kalla, kriteria ideal cawapres Jokowi yakni tokoh yang berpengalaman. Sebab, ujar Kalla, menjadi wakil presiden berarti harus mampu mengerjakan tugas seorang presiden.

Ia mencontohkan BJ Habibie yang harus mengemban tugas sebagai Presiden saat Presiden Soeharto mengundurkan diri karena desakan yang kuat oleh publik pada 1998 silam.

"Kalau tidak pengalaman, Pak Habibie kalau tidak siap bagaimana? Jadi di sampingnya juga harus bisa pengalaman di pemerintah. Kalau tidak punya pengalaman di pemerintahan, juga nanti sulit mengatur di dalam pemerintah (itu sendiri)," JK memungkasi.

 

Reporter: Ronald

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya