2025, Mobil Listrik Lebih Murah Dibanding Konvensional

Jika permintaan akan mobil listrik meningkat, maka harga baterai diprediksi dapat menurun signifikan.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 24 Mar 2018, 18:18 WIB
Mitsubishi serahkan 10 mobil listrik kepada Indonesia (Herdi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pada tahun 2025 mendatang, mobil listrik diprediksi akan lebih murah dibanding mobil konvensional. Meskipun terdengar seperti sebuah mimpi, nyatanya hal tersebut mungkin saja terjadi.

Dilansir Bloomberg, model mobil listrik tertentu bisa lebih murah dibanding varian konvensionalnya jika harga baterai turun signifikan. Agar hal tersebut terwujud, permintaan mobil listrik harus meningkat.

Popularitas mobil listrik meningkat bersamaan dengan negara dan pabrikan berlomba-lomba untuk menciptakan kendaraan bebas emisi. Dilansir Carscoops, pada tahun 2030 harga baterai akan turun, mencapai US$ 70 per kiloWatt. Sebagai perbandingan, di tahun 2017 harga baterai setidaknya US$ 208 per kiloWatt.

"Penjualan mobil listrik akan meningkat pada tahun-tahun mendatang, tapi harga baterai harus turun lebih jauh agar diadopsi oleh pasar," ungkap Colin McKerracher, analis Bloomberg New Energy Finance. "Jika harga baterai naik tajam, permintaan akan menurun," sambungnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mobil Listrik Mogok di Indonesia, Bule Ini Terbangkan Mekanik dari Belanda

Wiebe Wakker terbangkan mekanik dari Belanda. (@plugmein/Instagram)

Masih ingat dengan perjalanan lintas benua yang dilakukan bule asal Belanda dengan mobil listriknya? Bule bernama Wiebe Wakker tersebut mengalami banyak hambatan di Indonesia, setelah alat pengisiannya jebol, beberapa waktu lalu mobil listriknya terendam banjir di Sidoarjo.

Melalui akun Instagram @plugmeintravel, mobil tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah dan biaya perbaikan mencapai €5.000 (setara Rp 84 juta). 

Untuk mencapai misinya sampai ke Australia, Wiebe melakukan crowdfunding campaign dengan menawarkan jasa dirinya. Berdasarkan foto yang diunggah di akun Instagram @plugmeintravel, Wiebe menawarkan jasa sopir , presentasi, hingga pemasangan logo sponsor di mobilnya.

Dana tersebut, selain untuk biaya suku cadang, dibutuhkan juga untuk mendatangkan mekanik bernama Tim de Lange yang didatangkan langsung dari InnoSys Delft, Belanda. Mekanik tersebut datang pada pekan lalu dan mengidentifikasi kerusakan yang dialami oleh mobil listrik.

"Paket baterainya telah dilepas, dan setelah diperiksa, mereka (mekanik) melihat banyak air yang masuk ke dalam. Mereka juga terkejut melihat mobil masih bisa berjalan, padahal banyak kabel-kabel yang longgar," ungkap Wieke melalui akun Instagramnya.

Menurutnya, kemungkinan empat sel baterainya rusak dan perlu diputuskan. Dengan demikian, jarak tempuh mobil listriknya akan berkurang hingga 4 persen dibanding sebelumnya. 

Saat ini mobil listrik sedang dalam proses perbaikan. "Akhirnya mengisi ulang kembali," ungkap Wiebe ke Liputan6.com melalui pesan singkat. Wiebe juga menambahkan, saat ini sedang memperbaiki motor elektriknya sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya